visitaaponce.com

Inflasi Jepang Turun ke Target Bank Sentral Sebesar 2

Inflasi Jepang Turun ke Target Bank Sentral Sebesar 2%
Grafik yang menunjukkan indeks harga konsumen inti di Jepang sejak 2010.(AFP)

INFLASI Jepang melambat kurang dari yang diharapkan menjadi dua persen pada Januari. Data menunjukkan itu pada Selasa (27/2). Ini mencapai target bank sentral dan memperkuat ekspektasi untuk diakhirinya kebijakan suku bunga negatif.

Bank sentral besar lain, termasuk Federal Reserve AS, telah menaikkan biaya pinjaman karena kenaikan harga sejak invasi Rusia ke Ukraina dua tahun lalu dan mungkin akan segera mulai melakukan pemotongan lagi. Namun dihantui oleh deflasi selama beberapa dekade, Bank of Japan tetap mempertahankan suku bunga di bawah nol yang tidak lazim.

Negara Sakura tergelincir ke dalam resesi teknis pada akhir 2023. Bank memandang inflasi saat ini didorong oleh faktor-faktor sementara seperti biaya energi yang lebih tinggi.

Baca juga : Inflasi Eropa Berhasil Turun, Suku Bunga Acuan Menyusul?

Sebaliknya, mereka ingin melihat lebih banyak bukti ada siklus baik kenaikan harga yang dipicu oleh permintaan dan upah yang lebih tinggi. Menurut data pemerintah yang dirilis pada Selasa, harga konsumen naik 2,0% tahun ke tahun di Januari dari 2,3% di bulan Desember. Ini pelonggaran bulanan ketiga berturut-turut.

Penurunan indeks harga konsumen (CPI) inti, yang tidak mencakup harga pangan segar yang fluktuatif, tidak terlalu besar dibandingkan perkiraan. Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan penurunan sebesar 1,9%.

Namun angka tersebut melanjutkan tren penurunan inflasi selama setahun terakhir. Terakhir kali CPI berada di bawah target inflasi dua persen Bank of Japan pada Maret 2022, ketika harga-harga naik 0,8% tahun-ke-tahun.

Baca juga : Bank Sentral Jepang Tetap pada Kebijakan Moneter sangat Longgar

Sejak saat itu, inflasi telah meningkat hingga mencapai 4,2% pada Januari 2023 sebelum secara bertahap menurun menjadi 2,3% pada Desember. Pada 2023, rata-rata angkanya mencapai 3,1% alias tertinggi sejak 1982.

Data Januari, "Akan mendukung spekulasi pasar untuk kenaikan suku bunga di April," kata ekonom ING. Meskipun demikian, inflasi masih bisa berombak dalam beberapa bulan mendatang.

"Selain itu, Gubernur (Kazuo) Ueda menyebutkan pekan lalu bahwa dia yakin perekonomian Jepang berada dalam siklus yang baik saat inflasi akan meningkat dan pertumbuhan upah serta lapangan kerja akan menguat," tambah ING. Perekonomian Jepang menyusut sebesar 0,1% kuartal-ke-kuartal dalam tiga bulan terakhir 2023, menurut data awal pemerintah yang dirilis bulan ini.

Baca juga : Ekonomi Jerman Alami Resesi Akibat Inflasi Tinggi

Pertumbuhan pada kuartal ketiga juga direvisi turun menjadi negatif 0,8%. Ini berarti Jepang berada dalam resesi teknis pada paruh kedua tahun lalu.

Data tersebut juga mengonfirmasi bahwa Jerman menyalip Jepang pada 2023 sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia dalam dolar AS. Meskipun hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam yen.

Marcel Thieliant dari Capital Economics mengatakan angka inflasi baru bahkan membawa kemungkinan penaikan suku bunga pada Maret, meskipun bulan berikutnya masih lebih mungkin. "Salah satu alasannya ialah inflasi akan melonjak jauh di atas dua persen pada Februari karena dampak dasar dari peluncuran subsidi energi setahun yang lalu. Ini akan memungkinkan bank untuk menyampaikan kisah lebih menarik bahwa inflasi masih kuat," kata Thieliant.

"Terlebih lagi, bank sentral akan menyajikan perkiraan untuk tahun fiskal 2026 untuk pertama kali pada pertemuan April. Ini memungkinkan bank memberikan sinyal bahwa mereka memperkirakan target inflasi dua persen akan dipertahankan dalam jangka panjang," tambahnya. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat