visitaaponce.com

Pakar Kebijakan yang Tepat Mampu Redam Gejolak Ekonomi Global

Pakar : Kebijakan yang Tepat Mampu Redam Gejolak Ekonomi Global
Kawasan pusat bisnis di Jakarta(Antara)

KONDISI ekonomi 2022 tengah hangat diperbincangkan Baik itu kondisi perekonomian nasional maupun global. Parktisi perbankan, Abiwodo, mengatakan, dunia masih terpuruk akibat mengalami resesi perekonomian, tak luput Indonesia. Namun, langkah dan strategi yang gencar diterapkan pemerintah mampu menahan gejolak tersebut. 

Bank Indonesia (BI) telah menaikkan BI7DRR sebanyak 25 bps jadi 5,50%, kenaikan suku bunga deposit facility sebanyak 25 bps jadi 4,75%, sampai dengan kenaikan suku bunga lending facility sebanyak 25 bps jadi 6,25%. Upaya agar permintaan domestik tetap kuat, keyakinan pelaku ekonomi semakin terjaga, begitupun dengan tingginya daya beli masyarakat.

“Seiring berjalannya waktu, perekonomian Indonesia diyakini bisa tumbuh di kisaran 5% pada tahun 2023 mendatang. Ya, tetap baik walau pergerakannya melambat. Hal tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global,," ujar Abiwodo dalam keterangannya. 

Menyoal munculnya resesi 2023, jika dilihat dari banyak laporan organisasi global seperti World Bank, IMF dan OECD, terdapat 3 indikator utama yang mempengaruhi yaitu terhadap ketahanan energi, pangan, dan perbankan.

Abiwodo menjelaskan, dampak perang Rusia-Ukraina menyebabkan kurangnya pasokan energi di banyak negara. Kondisi energi dalam negeri ditopang lebih dari 50% dari batubara dan pertumbuhannya masih sangat positif. Indonesia juga punya cadangan batubara sebesar 37 miliar ton, terbesar nomor 7 dunia. 

"Dari sisi ekspor pun telah didorong oleh adanya ekspor CPO, batubara, besi, dan baja. Dalam skala nasional, spasial ekspor ditopang dengan baik oleh sejumlah wilayah," katanya. 

Untuk menjaga ketahanan energi, pemerintah telah menerapkan kebijakan yang mampu memberikan dampak positif. Kebijakan tersebut meningkatkan permintaan sejumlah mitra dagang utama.

Menghadapi prediksi ekonomi tahun 2023, saat ini pemerintah juga gencar mengaplikasikan mekanisme perencanaan implementasi biodiesel 35% atau B35. Hal tersebut dilakukan guna memaksimalkan pemakaian B35. Bukan hanya itu saja, mekanisme ini juga meminimalisir ketergantungan impor terkait bahan bakar minyak.

"Sudah bukan rahasia lagi bahwa harga biofuel masih di bawah kenaikan harga bahan bakar dunia. Tentunya tidak hanya berdampak skala nasional, namun juga global. Dalam menjaga ketahanan energi, sudah seharusnya terus menjalani berbagai komoditas energi, tak terkecuali pula aluminium, bauksit, dan nikel," ujarnya. 

Dari sisi ketahanan pangan, pemerintah terus berperan aktif dalam bidang pangan. Menurut Global Food Security Index, ketahanan pangan di Indonesia meningkat menjadi 60,2 poin pada 2022 dari tahun lalu yang hanya sebesar 59,2 poin. Cadangan pangan nasional terjaga dengan baik melalui ketersediaan berbagai komoditas bahan pangan pokok.

Baca juga : Mendag: Stok dan Harga Bapok di Lampung Terpantau Stabil Jelang Tahun Baru 2023

Pemerintah juga menyiapkan fasilitas pembiayaan dengan rate nilai pinjaman lebih rendah daripada rate pasar. Fasilitas tersebut telah disiapkan bagi IDFood dan BULOG. Tak kalah penting, di berbagai daerah juga terdapat penguatan program GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan).

Di sisi lain, kondisi ekonomi Indonesia dan global tahun 2022 hingga 2023 juga berpengaruh terhadap ketahanan perbankan. Untuk menjaga ketahanan perbankan, Indonesia memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah. Hal ini tak lain demi mengendalikan inflasi. 

“Untuk memperkuat stabilitas nilai tukar mata uang Rupiah, perlu adanya penjualan atau pembelian SBN secara berkelanjutan di pasar sekunder. Dengan begitu, daya tarik imbal hasil SBN bisa meningkat. Alhasil, investor portofolio asing bisa masuk dan menguntungkan dalam negeri,” ujar Abiwodo. 

Untuk kondisi perekonomian global, BI memperkirakan akan mengalami pertumbuhan sampai 3% pada tahun 2022. Sementara untuk 2023 mendatang akan mengalami penurunan menjadi 2,6%. Disamping itu, tekanan inflasinya juga masih tinggi walau terbilang melandai karena adanya gangguan rantai pasokan dan pasar tenaga kerja yang ketat.

Hal tersebut membuat tingginya ketidakpastian pasar keuangan secara global dan tingginya mata uang dolar AS. Tak bisa kita pungkiri bahwa kondisi ini akan membuat aliran modal yang masuk ke negara berkembang menjadi tidak kuat, tak terkecuali Indonesia.

“Pada dasarnya, ketahanan sistem keuangan termasuk perbankan bisa terbilang tetap terjaga baik. Mulai dari sisi permodalan maupun likuiditasnya. Lihat saja, NPL yang masih tergolong aman di angka 2,9% dan rasio kecukupan modal yang terjaga dengan rasio 24,6% jauh diatas batas minimal sebesar 8%. Namun industri fintech yang sedang naik daun, rasio kreditnya naik signifikan sejak Juli 2022 ini justru yang harus waspada,” papar Abiwodo.

Langkah yang BI lakukan berkaitan dengan mitigasi berbagai risiko makro ekonomi Indonesia maupun global yang bisa menghambat ketahanan sistem keuangan. Memperkuat sinerginya bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Di balik itu semua, BI juga memastikan adanya ketersediaan uang Rupiah yang terjaga kualitasnya di seluruh NKRI. Kondisi ekonomi 2022 dan prediksi 2023, baik Indonesia maupun global, nyatanya terdapat pada banyak sektor.

Dengan langkah tersebut, Indonesia berupaya menjaga stabilitas sekaligus momentum pemulihan kondisi ekonomi nasional 2022. 

"Hal ini juga sebagai upaya untuk menghadang resesi perekonomian yang diprediksi akan melanda di tahun 2023," pungkaa Abiwodo. (RO/OL-7) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat