Buntut Kerusuhan di PT GNI, Urgensi Pembenahan Tata Kelola Industri Nikel
![Buntut Kerusuhan di PT GNI, Urgensi Pembenahan Tata Kelola Industri Nikel](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/286ede23153588676b9d78d8e07e195d.jpg)
PENELITI Alpha Research Database Ferdy Hasiman mendorong perbaikan tata kelola hilirisasi nikel dalam negeri. Ia menyoroti masalah serius mengenai keamanan pekerja hingga didominasinya investasi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) nikel dari Tiongkok.
"Pembenahan serius dan evaluasi harus dilakukan ke perusahaan smelter nikel supaya jangan terjadi lagi kecelakaan kerja seperti yang dialami pekerja di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI)," ujarnya saat dihubungi, Senin (16/1).
Ferdy menilai kecelakaan berulang yang terjadi di smelter nikel tersebut mengindikasi belum terpenuhinya standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) internasional perihal prinsip nol kecelakaan.
"Memang beberapa perusahaan tambang abai pada keselamatan pekerja, karena menganggap mereka cuma buruh. Apalagi sekitar 70% smelter di hilirisasi nikel dikuasai asing atau Tiongkok," ucap praktisi tambang itu.
Menurutnya, ada plus minus dari pengelolaan nikel yang dikuasai pihak asing. Contohnya, adanya transfer ilmu dan teknologi kepada pekerja lokal dari pekerja asing dalam mengoperasikan pabrik tersebut. Karena diakui Ferdy, penguasaan teknologi industri smelter masih banyak dikuasai orang asing.
"Ini bisa menjadi ancaman atau membawa untung, tergantung regulasi pemerintah dan kesiapan perusahaan. Karena banyak pebisnis lokal yang mentalnya kurang. Tidak mau capek membangun industri hanya mau menambang saja," ucap Ferdy.
Namun, ia menekankan pentingnya pemerintah memiliki peta jalan atau road map jelas terkait hilirisasi nikel karena industri tersebut menjadi incaran banyak pihak, khususnya asing untuk pengembangan energi baru terbarukan. Diketahui bahwa bahan baku nikel mendominasi 80% produksi baterai kendaraan listrik.
"Pemerintah harus mengamankan produksi nikel, jangan mau dikuasai asing. Ini penting karena nikel adalah masa depan transisi energi. Roadmap harus jelas siapa yang mengoperasikan, siapa yang beli. Sekarang kan belum clear," pungkasnya. (OL-8)
Terkini Lainnya
Jepang Perluas Cakupan Beasiswa untuk Asing mulai April
48,7% Responden tak Puas pada Jokowi karena Ekonomi Sulit
Amin Prioritaskan Pekerja Lokal
41 Korban Luka Tungku Smelter Jalani Perawatan, 2 Kritis di RSUD Morowali
IKN Diawasi Mandor Asing, Komisi V DPR: Tamparan bagi Pemerintah
Pengamat: Pemilihan Mandor Proyek IKN Harus lewat Tender
Investigasi Pascakebakaran Tungku Smelter masih Berlangsung
Bertambah, Korban Jiwa Akibat Ledakan Pabrik Smelter di Morowali jadi 14 Orang
Ledakan di Pabrik Smelter di Morowali, Ini Profil PT ITSS
TKA asal Tiongkok Menjamur, Timnas Amin Kritik Luhut
Anies Tegaskan Tak Boleh ada Pekerja Asing Ilegal di Indonesia
Tiga Pekerja Tambang asal Tiongkok Tewas di Kotabaru-Kalsel
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap