visitaaponce.com

Pilot Project Pabrik Minyak Makan Merah Belum Juga Rampung

Pilot Project Pabrik Minyak Makan Merah Belum Juga Rampung
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Riza Damanik.(Ist/Dok.Pri)

PEMBANGUNAN pilot project pabrik minyak makan merah di Sumatra yang sebelumnya dijanjikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM akan rampung pada Januari 2023 mengalami keterlambatan.

ampai saat ini, diketahui bahwa baik pembangunan pabrik dan perakitan mesin masih berlangsung.

"Prosesnya sedang berlangsung. Infonya pembangunan pabrik sudah 90% dan perakitan mesin 60%. Agak mundur sedikit karena ini juga baru dan faktor cuaca juga," ungkap Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Riza Damanik kepada Media Indonesia, Jumat (3/2).

"Mohon doa dan dukungan agar proses harmonisasi kebijakannya bisa selesai segera dan pabrik minyak makan merah oleh koperasi segera dapat beroperasi," kata Riza.

Lebih lanjut, Riza menambahkan bahwa tidak ada kendala dalam pembangunan pilot project pabrik minyak makan merah.

Menurutnya, saat ini masih dilakukan harmonisasi kebijakan lintas kementerian atau lembaga.

Baca juga: Teten: Kasus Indosurya Preseden Buruk bagi Dunia Koperasi Simpan Pinjam

Dia menegaskan bahwa skema pembiayaan dalam pembangunan pabrik minyak makan merah juga diupayakan oleh pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Sementara itu, terkait modal kerja untuk koperasi pengelola pabrik minyak makan merah sendiri rencananya akan didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan pembangunan pabrik minyak makan merah tidak boleh gagal. Menurutnya, hal ini akan menjadi kembangkitan bagi petani kelapa sawit di Indonesia.

"Tidak boleh gagal, karena pemerintah akan menghentikan program ini jika gagal. Ini akan menjadi fondasi dan tonggak kebangkitan petani (sawit) di Tanah Air," kata Teten.

Teten menjelaskan, pihaknya telah diutus oleh Presiden Joko Widodo untuk dapat lebih menyejahterakan petani sawit di Indonesia.

Presiden Jokowi ingin petani sawit yang menguasai 41,42% kebun sawit di Indonesia tidak hanya menjual TBS (Tandan Buah Segar) ke industri.

"Presiden ingin kesejahteraan petani sawit meningkat. Oleh karena itu pengembangunan pabrik minyak merah khusus untuk koperasi petani sawit, bukan untuk korporasi besar, hal tersebut menjadi bukti keberpihakan pemerintah terhadap petani sawit," tuturnya.

Lebih lanjut, Teten mengatakan dengan harga yang bersaing berkisar Rp9 ribu rakyat dapat mengakses minyak yang sehat dan murah.

"Minyak makan merah memiliki khasiat yang baik untuk tubuh, bahkan dapat mencegah stunting dengan memiliki vitamin A dan E," pungkas Teten. (Des/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat