visitaaponce.com

Pabrik Feronikel di Halmahera bakal Perkuat Hilirisasi Mineral Antam

Pabrik Feronikel di Halmahera bakal Perkuat Hilirisasi Mineral Antam
Bijih nikel(Antam)

SEKRETARIS perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)  Syarif Faisal Alkadrie mengatakan perusahaan akan memperkuat hilirisasi mineral lewat proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel per tahun di Halmahera Timur, Kepulauan Maluku, beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang telah memasuki fase konstruksi proyek.

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PJBTL pasokan listrik pabrik feronikel Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara, antara ANTAM dan PT PLN yang ditandatangani pada Maret 2022, saat ini fase pengadaan listrik berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) PT PLN tengah dilaksanakan.

Penyalaan pembangkit listrik tahap pertama telah dimulai pada bulan Desember 2022. Selanjutnya proses penyalaan pembangkit listrik tahap kedua akan dilaksanakan pada semester I-2023, yang akan dilanjutkan dengan rangkaian fase commissioning pembangkit dan pabrik feronikel. "Tahap operasi produksi pabrik feronikel Haltim direncanakan akan dimulai pada semester II-2023," kata Syarif.

Baca juga : Pasar Mineral Energi Bersih Melonjak hingga US$320 Miliar

Sebagai bagian dari implementasi mewujudkan inisiatif pengembangan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel, pada 23 Agustus 2022, Perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), untuk meminta persetujuan kepada para pemegang saham atas rencana spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kepada entitas Anak Usaha terkendali Perseroan yaitu PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA).

"Sebagai tindak lanjut keputusan RUPSLB, pada 30 September 2022, perseroan telah menyelesaikan proses spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel di wilayah Halmahera Timur melalui pendatanganan akta spin-off aktiva dan pasiva sebagian segmen usaha nikel ke dalam PT NKA dan PT SDA," kata Syarif.

Sejalan dengan komitmen perseroan mendukung pengembangan proyek pengembangan ekosistem EV Battery di Indonesia, pada Januari 2023, ANTAM dan Hong Kong CBL Limited (HKCBL), anak perusahaan yang dikendalikan oleh Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL), telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) atas sebagian kepemilikan saham ANTAM dalam PT Sumberdaya Arindo.

Baca juga : Pakar Sebut Larangan Ekspor Mineral Mentah Sudah Tepat

"Penandatanganan CSPA ini langkah awal dari realisasi pelaksanaan Proyek Pengembangan Ekosistem EV Battery di Indonesia sejalan dengan komitmen ANTAM dalam mendukung pengembangan proyek," kata Syarif.

Penandatanganan CSPA diikuti dengan penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham Bersyarat. Nantinya pada tahap penyelesaian transaksi, perseroan akan tetap mempertahankan status pemegang saham pengendali di PT SDA sesuai dengan ketentuan PSAK 65, sehingga tidak mengubah status PT SDA sebagai anak usaha yang terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan ANTAM.

Nikel laterit bahan baku baterai

Sejalan dengan upaya ANTAM untuk meningkatkan nilai tambah produk bijih nikel laterit menjadi bahan baku EV Battery, pada November 2022, ANTAM menandatangani Framework Agreement dengan CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd. (CNGR), terkait pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai.

Baca juga : Asyik, Harga Emas Antam Naik Lagi!

Dalam Framework Agreement tersebut, perseroan melalui anak usahanya PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri di area Izin Usaha Pertambangan ANTAM di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

CNGR melalui anak usahanya PT Pomalaa New Energy Material (PT PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte, yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik dengan menggunakan teknologi OESBF (oxygen-enriched side-blown furnace) yang dimiliki oleh CNGR dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 80 ribu ton nikel dalam produk nikel matte.

"Dalam pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan fokus membangun pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun," kata Syarif. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat