Pabrik Feronikel di Halmahera bakal Perkuat Hilirisasi Mineral Antam
![Pabrik Feronikel di Halmahera bakal Perkuat Hilirisasi Mineral Antam](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/6fad4c73379f956f0c7146284a8f92b0.jpg)
SEKRETARIS perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Syarif Faisal Alkadrie mengatakan perusahaan akan memperkuat hilirisasi mineral lewat proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel per tahun di Halmahera Timur, Kepulauan Maluku, beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang telah memasuki fase konstruksi proyek.
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PJBTL pasokan listrik pabrik feronikel Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara, antara ANTAM dan PT PLN yang ditandatangani pada Maret 2022, saat ini fase pengadaan listrik berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) PT PLN tengah dilaksanakan.
Penyalaan pembangkit listrik tahap pertama telah dimulai pada bulan Desember 2022. Selanjutnya proses penyalaan pembangkit listrik tahap kedua akan dilaksanakan pada semester I-2023, yang akan dilanjutkan dengan rangkaian fase commissioning pembangkit dan pabrik feronikel. "Tahap operasi produksi pabrik feronikel Haltim direncanakan akan dimulai pada semester II-2023," kata Syarif.
Baca juga : Pasar Mineral Energi Bersih Melonjak hingga US$320 Miliar
Sebagai bagian dari implementasi mewujudkan inisiatif pengembangan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel, pada 23 Agustus 2022, Perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), untuk meminta persetujuan kepada para pemegang saham atas rencana spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kepada entitas Anak Usaha terkendali Perseroan yaitu PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA).
"Sebagai tindak lanjut keputusan RUPSLB, pada 30 September 2022, perseroan telah menyelesaikan proses spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel di wilayah Halmahera Timur melalui pendatanganan akta spin-off aktiva dan pasiva sebagian segmen usaha nikel ke dalam PT NKA dan PT SDA," kata Syarif.
Sejalan dengan komitmen perseroan mendukung pengembangan proyek pengembangan ekosistem EV Battery di Indonesia, pada Januari 2023, ANTAM dan Hong Kong CBL Limited (HKCBL), anak perusahaan yang dikendalikan oleh Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL), telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) atas sebagian kepemilikan saham ANTAM dalam PT Sumberdaya Arindo.
Baca juga : Pakar Sebut Larangan Ekspor Mineral Mentah Sudah Tepat
"Penandatanganan CSPA ini langkah awal dari realisasi pelaksanaan Proyek Pengembangan Ekosistem EV Battery di Indonesia sejalan dengan komitmen ANTAM dalam mendukung pengembangan proyek," kata Syarif.
Penandatanganan CSPA diikuti dengan penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham Bersyarat. Nantinya pada tahap penyelesaian transaksi, perseroan akan tetap mempertahankan status pemegang saham pengendali di PT SDA sesuai dengan ketentuan PSAK 65, sehingga tidak mengubah status PT SDA sebagai anak usaha yang terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan ANTAM.
Nikel laterit bahan baku baterai
Sejalan dengan upaya ANTAM untuk meningkatkan nilai tambah produk bijih nikel laterit menjadi bahan baku EV Battery, pada November 2022, ANTAM menandatangani Framework Agreement dengan CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd. (CNGR), terkait pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai.
Baca juga : Asyik, Harga Emas Antam Naik Lagi!
Dalam Framework Agreement tersebut, perseroan melalui anak usahanya PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri di area Izin Usaha Pertambangan ANTAM di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
CNGR melalui anak usahanya PT Pomalaa New Energy Material (PT PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte, yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik dengan menggunakan teknologi OESBF (oxygen-enriched side-blown furnace) yang dimiliki oleh CNGR dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 80 ribu ton nikel dalam produk nikel matte.
"Dalam pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan fokus membangun pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun," kata Syarif. (Z-4)
Terkini Lainnya
Nikel laterit bahan baku baterai
2 Investor Eropa Mundur dari Proyek Nikel, ESDM: Kita Cari Mitra Lain
Dua Investor Proyek Nikel Cabut, Indef: Hilirisasi Tambang RI Dipaksakan
2 Investor Eropa, BASF dan Eramet Hengkang dari Proyek Nikel di Maluku
Peningkatan Investasi di Sulawesi Tenggara Diyakini Bawa Dampak Positif
Dua Pekerja PT ITSS Morowali Terkena Uap Panas Feronikel
Jalankan CSR Inovatif di Pulau Obi, Harita Nickel Raih 2 Penghargaan
Harga Emas Antam Hari ini Naik Rp10.000 Menjadi Rp1,360 Juta per gram
Harga Emas Antam Hari ini Merosot Rp11.000 Menjadi Rp1,350 Juta per gram
Harga Emas Hari ini Merosot Menjadi Rp1,361 Juta per gram
Harga Emas Hari ini Naik Menjadi Rp1,368 Juta per gram
Harga Emas Antam Hari ini Anjlok Rp14.000 Jadi Rp1,357 Juta per gram
Harga Emas Antam Hari ini Naik Rp16 ribu Menjadi Rp1,371 Juta per gram
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap