visitaaponce.com

BI Disarankan Tahan Suku Bunga di 5,75

BI Disarankan Tahan Suku Bunga di 5,75%
Aktivitas di pelabuhan Tanjung Priok. Kondisi perekonomian yang semakin kuat membuat BI perlu mempertahankan suku bunga.(Antara/Aditya Pradana Putra)

Lembaga Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menilai Bank Indonesia perlu tetap menjaga tingkat suku bunga acuan di level 5,75%. 

Hal itu karena kondisi terkini menunjukkan perekonomian Indonesia semakin kuat dengan angka inflasi yang terus membaik dan relatif terkendali.

"Kami memandang bahwa BI sebaiknya mempertahankan suku bunga kebijakan pada 5,75% bulan ini untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar sembari melanjutkan langkah-langkah makroprudensial untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi," ujar ekonom makroekonomi dan keuangan LPEM UI Teuku Riefky melalui keterangannya, Selasa (18/4).

Dia menambahkan, inflasi tahunan pada Maret 2023 turun menjadi 4,97% (year on year/yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 5,47% (yoy) atau melambat sebesar 50 basis poin. Hal itu didorong oleh penurunan seluruh komponen inflasi yang sebagian andilnya disumbang oleh respons kebijakan moneter BI.

Perlambatan laju inflasi tahunan itu terjadi setelah kenaikan besar-besaran pada akhir triwulan pertama tahun lalu, menyusul kenaikan harga energi dan pangan akibat kekhawatiran dampak serangan Rusia ke Ukraina.

Meskipun ada tren penurunan inflasi akhir-akhir ini, kata Riefky, pemerintah dinilai harus tetap waspada karena pembalikan arah laju inflasi dapat terjadi akibat perayaan Idulfiitri dan musim mudik di akhir bulan ini. "Jika dikelola dengan baik, pengembalian inflasi ke kisaran target BI 3% plus minus 1% seharusnya dapat dicapai pada paruh pertama tahun 2023," jelasnya.

Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia meningkat menjadi 123,3 pada Maret 2023 dari 122,4 pada bulan sebelumnya, merupakan level tertinggi sejak Agustus lalu. Sementara itu, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2023 berada di level 51,9, meningkat 0,7 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 51,2.

Level PMI di zona ekspansi itu merupakan kali ke 19 secara beruntun, menandai pertumbuhan aktivitas produksi dan laju tertajam sejak September lalu. Output dan pesanan baru meningkat pada level tertingginya dalam enam bulan dan lapangan kerja tumbuh untuk bulan kedua berturut-turut, sementara perusahaan memperoleh input pada tingkat yang lebih cepat.

Kemudian neraca perdagangan Indonesia pada Maret masih tercatat surplus US$2,91 miliar, atau surplus 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Meski surplus bulan ini mengecil dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih rendah dibandingkan Maret 2022, nilai ekspor Indonesia Maret 2023 mencapai US$23,50 miliar atau meningkat 9,89% dibandingkan Februari 2023.

Posisi cadangan devisa Indonesia tercatat US$145,2 miliar pada Maret 2023, meningkat dari US$140,3 miliar pada Februari 2023, menyentuh angka tertingginya dalam satu tahun terakhir. Posisi cadangan devisa Indonesia saat ini setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan jauh di atas standar kecukupan internasional sebesar tiga bulan impor.

"Cadangan devisa yang masih dalam tren meningkat dinilai cukup mendukung ketahanan eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," terang Riefky. (Mir/E-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat