visitaaponce.com

Raksasa Telekomunikasi Swedia Ericsson Tingkatkan Rencana Penghematan

Raksasa Telekomunikasi Swedia Ericsson Tingkatkan Rencana Penghematan
Kantor pusat Ericsson di Stockholm, Swedia.(AFP/Lars Schroder.)

RAKSASA telekomunikasi Swedia, Ericsson, meningkatkan program penghematan. Ini karena Ericsson memperkirakan lingkungan yang menantang tahun ini setelah laba turun pada kuartal pertama.

Pembuat peralatan telekomunikasi itu sekarang akan mengurangi biaya sebesar 11 miliar kronor Swedia (US$1,1 miliar) pada 2023. Perusahaan menemukan tambahan penghematan sebesar dua miliar kronor.

Ericsson mengumumkan pada Februari bahwa mereka akan memangkas 8.500 pekerja di seluruh dunia atau 8% dari tenaga kerjanya. Grup Swedia itu terkunci dalam pertempuran dengan saingan Finlandia, Nokia, dan Huawei dari Tiongkok untuk jaringan 5G.

Baca juga: Pengangguran Inggris Naik karena Krisis Biaya Hidup

Namun, Ericsson mencatat bahwa pelanggannya--operator seluler--turut memperlambat penyebaran produk tersebut.
"Kami terus melihat lingkungan yang menantang selama 2023 dengan visibilitas yang buruk," kata Ericsson dalam laporan pendapatan kuartalannya.

Laba bersih Ericsson turun 46% menjadi 1,6 miliar kronor pada periode Januari hingga Maret. Penjualan naik 14% tetapi datar ketika menyesuaikan dengan memperhitungkan pertukaran mata uang dan parameter lain.

Baca juga: Ekonomi Tiongkok Tumbuh Jauh Lebih Baik dalam Triwulan I

Ericsson mengatakan mengharapkan pelanggan tetap berhati-hati dengan investasi dan terus menyesuaikan inventaris mereka pada kuartal kedua. "Kami memperkirakan pertumbuhan yang lebih lambat yang kami lihat di kuartal pertama yang disebabkan oleh ekonomi global lebih lambat akan berlanjut di kuartal kedua," tambah Ericsson.

Kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan juga terguncang oleh tuduhan korupsi di Irak. Ericsson mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya akan membayar denda US$207 juta karena melanggar kesepakatan dengan otoritas AS dengan tidak mengungkapkan penyelidikan terkait dugaan suap kepada kelompok ISIS di Irak. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat