visitaaponce.com

Menteri ESDM Indonesia Tambah 10 Saham Freeport Setelah 2041

Menteri ESDM: Indonesia Tambah 10% Saham Freeport Setelah 2041
Areal tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua(Antara/Muhammad Adimaja )

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan rencana penambahan 10% saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) bisa dilakukan setelah Freeport memperpanjang kontrak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang habis di 2041.

Pemerintah bakal mengantongi 61% saham PTFI lewat pemberian perpanjangan kontrak IUPK Freeport. Saat ini, pemerintah melalui Holding BUMN tambang, Mining Industry Indonesia (Mind ID) memegang saham prioritas dengan 51%, sisanya 49% saham dimiliki Freeport McMoRan.

"Iya (penambahan saham 10%) nanti sesudah 2041. Ini akan masuk dalam perjanjian kita," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/5).

Baca juga: Menteri ESDM: PT Freeport Masih Diizinkan Ekspor Konsentrat Tembaga

Menteri ESDM menjelaskan pemberian izin perpanjangan kontrak IUPK berdasarkan pertimbangan cadangan tembaga yang dimiliki perusahaan. Ia pun menyebut PTFI memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga yang besar dengan satu juta ton per tahun.

Arifin pun telah meninjau proyek pembangunan fasilitas pengolahan hasil tambang (smelter) Manyar PTFI di Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (4/5). Progres fisik smelter tersebut telah mencapai 61,5% per Maret 2023.

Baca juga: Restui Perpanjangan Ekspor, Bahlil: RI Minta Tambahan 10% Saham di Freeport

"Sepanjang dia memiliki cadangan yang memadai, dia bisa minta terus diperpanjang (IUPK). Jadi, ini tergantung dari jumlah cadangan yang ada. Ternyata, PTFI cadangan (konsentrat) banyak banget," sebutnya.

Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Katri Krisnati merespons positif rencana pemerintah yang bakal memberikan IUPK ke PTFI setelah 2041. Di 2018, Pemerintah Indonesia telah memberikan IUPK 2x10 tahun hingga 2041.

"Kami menyambut baik rencana  pemerintah terkait perpanjangan IUPK ini. Kami berkomitmen untuk mengikuti arahan dan kebijakan pemerintah," ungkapnya.

Penyelesaian konstruksi fisik Smelter Manyar ditargetkan selesai pada Desember 2023, lalu dilanjutkan tahapan commissioning atau uji operasional pada Mei 2024 dan diharapkan beroperasi penuh pada akhir tahun depan. Smelter tersebut akan mengolah konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun.

"PTFI mengelola sumber daya mineral yang melimpah dan berpotensi memberikan manfaat signifikan bagi ekonomi Indonesia, serta keberlanjutan lapangan pekerjaan setelah tahun 2041," pungkas Katri. (Ins/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat