visitaaponce.com

Restui Perpanjangan Ekspor, Bahlil RI Minta Tambahan 10 Saham di Freeport

Restui Perpanjangan Ekspor, Bahlil: RI Minta Tambahan 10% Saham di Freeport
Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia(MI/RAMDANI )

MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah meminta penambahan 10% saham di PT Freeport Indonesia (PTFI), sebagai syarat restu pelonggaran ekspor konsentrat tembaga ke PTFI hingga Mei 2024.

Pada 2019, Pemerintah RI berhasil mengambil alih kepemilikan PTFI dengan divestasi 51% saham. Dengan rencana penambahan 10% saham tersebut, total pemerintah mengantongi 61% kepemilikan saham PTFI. Sisanya dikuasai Freeport McMoRan (FCX). Sementara itu, mulai Juni 2023, pemerintah memberlakukan larangan ekspor tembaga mentah dan bijih bauksit sebagai program hilirisasi.

"Freeport harus mau, bagaimana caranya harus mau. Kalau Freeport tidak mau tambah, berarti saya siap dievaluasi jadi menteri," tegas Bahlil di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (28/4).

Baca juga: Menteri ESDM: PT Freeport Masih Diizinkan Ekspor Konsentrat Tembaga

Bahlil menambahkan, berdasarkan laporan Freeport kepada pemerintah, potensi utang Holding BUMN Tambang atau Mind ID dalam mengambil alih Freeport akan lunas pada di tahun depan. Di 2021, Mind ID diketahui memiliki utang sebesar US$500 juta dari akuisisi saham Freeport Indonesia

"Karena itu pemerintah memikirkan ada penambahan saham sebesar 10%. Ini pembahasannya sudah matang dan tentu negara harus mendapatkan pendapatan yang lebih banyak," imbuh Bahlil.

Baca juga: Investasi Kuartal I 2023 Capai Rp328,9 T, Didominasi Modal Asing

Selain itu, syarat lainnya yang dimintakan pemerintah ialah PTFI harus membangun smelter atau fasilitas pemurnian tembaga di Papua. Pasalnya, kata Bahlil, produksi konsentrat tembaga Freeport akan habis di 2035. Ia menjelaskan sebanyak 1,3 juta ton diolah di smelter lama dan sisanya 1,7 juta ton akan diolah di smelter baru di smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur.

"Dia (PTFI) juga harus bangun Smelter di Papua, syaratnya itu juga. Konsentrat mereka akan habis di 2035 karena mulai menurun produksinya. Eksplorasinya itu butuh 10-15 tahun. Kalau tidak diperpanjang, maka di 2040 Freeport bisa tutup," pungkasnya. (Ins/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat