visitaaponce.com

Erick Thohir Tunggu Kajian PT KCI dan Inka Soal Impor Kereta Bekas

Erick Thohir Tunggu Kajian PT KCI dan Inka Soal Impor Kereta Bekas
Kondisi kepadatan penumpang yang akan berpindah peron di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Kamis(MI / Susanto)

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir belum memutuskan secara pasti soal impor kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang. Pihaknya masih menunggu data kajian final dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT Industri Kereta Api (Inka).

Hasil reviu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang dirilis pada, Senin 27 Maret 2023, tidak merekomendasikan pengadaan impor KRL bekas yang diajukan KCI, karena dianggap tidak ada kebutuhan mendesak mendatangkan kereta dari Negeri Sakura.

"Waktu saya diundang rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Menteri Perindustrian kemarin, saya bilang tengah menunggu dua data final. Satu dari Inka, dan saya juga minta (data) ke KCI," ungkapnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (25/5).

Baca juga : Penumpang KRL Meningkat, Pengamat: Impor Kereta Tak Bisa Dihindari

Erick meminta KCI untuk mereviu ulang perihal data jumlah penumpang KRL pasca pandemi covid-19 dan membuat proyeksi pertumbuhan penumpang dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini penting untuk mengetahui pasti jumlah gerbong kereta yang dibutuhkan.

Baca juga : Erick Thohir Buka Opsi Impor Darurat KRL

Sementara itu, Menteri BUMN tengah menunggu kajian data Inka soal kemampuan produksi kereta baru yang akan digunakan KCI untuk melayani penumpang kereta Jabodetabek.

"Nah, kalau data ini sudah keluar, baru kita bisa sinkronkan dan bisa ada keputusan berapa yang dalam negeri bisa buat, berapa yang impor KRL," jelas Erick.

Ia berharap pengadaan KRL untuk menggantikan 10 rangkaian kereta yang pensiun dapat segera diputuskan. Hal ini agar tidak menjadi polemik berkepanjangan di ruang publik.

"Jadi bukan karena ribut impor dalam negeri, tapi tanpa solusi buat pengguna kereta yang himpit-himpitan, mesti ada solusinya," pungkasnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Septian Hario Seto menyampaikan dari hasil reviu BPKP disebutkan masalah teknis impor KRL bekas yang ditujukan KCI dinilai kurang tepat. Menurut kajian BPKP, ada beberapa unit sarana kereta yang sebenarnya masih bisa dioptimalkan penggunaannya

BPKP menemukan jumlah KRL yang beroperasi sebanyak 1.114 unit, ini tidak termasuk 48 unit yang tetap diberhentikan dari operasi dan 36 unit yang dikonservasi sementara.

"Di luar dari 1.114 unit tadi, ada 44 unit yang akan dikonservasi secara bertahap di 2023 ini. Kondisinya menurut BPKP siap guna dan telah lulus uji kelaikan operasi. Jadi sebenarnya dari unit yang ada, menurut hasil reviu dari BPKP masih mencukupi," terangnya saat membacakan hasil reviu BPKP kepada awak media di Kantor Kemenko Marves, Kamis (6/4). (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat