Kemenkeu Perkirakan Defisit Anggaran APBN 2023 akan Lebih Rendah dari Target
![Kemenkeu Perkirakan Defisit Anggaran APBN 2023 akan Lebih Rendah dari Target](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/97df57a241f8ba9b543a5982f1875f57.jpg)
KEMENTERIAN Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 akan berada di bawah 2,8 persen. Hal tersebut jauh lebih rendah dari asumsi pemerintah terkait defisit APBN tahun ini yang sebesar 3 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, perkiraan tersebut dikarenakan penerimaan negara pada tahun ini cukup bagus di tengah harga komoditas yang tidak sebagus tahun lalu.
"Karena penerimaan lebih bagus dan waktu kita desain APBN-nya kan relatif cukup konservatif sehingga penerimaan kita masih ada momentum yang cukup bagus sehingga ini akan mengurangi defisit," kata Febrio dalam acara Arah Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (31/5).
Baca juga: APBN April 2023 Catat Surplus Rp234,7 Triliun Setara 1,12% dari PDB
Selain itu, Febrio juga memperkirakan belanja pemerintah dan penerimaan negara di 2023 akan tumbuh positif. Sehingga hal itu mendorong rendahnya defisit APBN pada tahun ini.
"Belanja kita tidak berkurang, belanja kita tetap akan tumbuh positif. Jadi ini lebih kepada sisi penerimaannya yang akan lebih relatif cukup bagus. Tapi kita tetap waspada, nanti kita lihat saja," ucapnya.
Baca juga: Defisit Anggaran 2024 Diusulkan Rp610 Triliun
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual memproyeksikan defisit APBN berada di level 2,5 persen, ditopang dari sisi penerimaan cukup baik di kuartal I 2023.
Di sisi lain, ia melihat bahwa penerimaan negara berbentuk bukan pajak di kuartal II 2023 lebih rendah karena hilangnya durian runtuh dari harga komoditas.
"Manajemen fiskal kita jauh lebih bagus dari sisi konservatisme beda dengan negara-negara maju waktu pandemic. Sehingga kelihatan dari sisi likuiditas maupun juga kebijakan fiskalnya terlalu ekspansif dan kita lihat dampaknya ke inflasi mereka negara maju jauh lebih tinggi dari kita," ujar David. (Fik/Z-7)
Terkini Lainnya
Terdampak Ekonomi Global, Pendapatan APBN Mei 2024 Turun 7 Persen
Kejar Tayang Kinerja Semu Pengelolaan APBN 2023
Anggaran Pendidikan di 2023 Tersalur Rp503,8 triliun
Defisit Turun Hingga 1,65%, APBN 2023 Dinilai Berkinerja Positif
Pengamat: Kebijakan PMN 2024 Untuk BUMN Rp57,9 Triliun Sebaiknya Ditunda
APBN April 2023 Catat Surplus Rp234,7 Triliun Setara 1,12% dari PDB
Kemenkeu Sudah Anggarkan Rp700 Miliar untuk PDN Tapi Masih Diretas, Dikorupsi?
Pengelola KEK Nongsa Digital Park Apresiasi Layanan Responsif Bea Cukai
Menkeu: Perkuat Sinergi Tingkatkan Investasi Hijau
Paling Lambat Akhir Juni 2024, Begini Cara Padankan NIK dengan NPWP
Gubernur BI Lapor Ke Presiden, Nilai Tukar Rupiah Segera Menguat
Ke Mana Larinya Iuran Tapera?
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap