Pemerintah Bantah Minat Investasi Asing ke Indonesia Turun
PEMERINTAH membantah pernyataan yang menyebutkan minat investasi negara lain terhadap Indonesia menurun. Sebab penanaman modal asing (PMA) di Indonesia mencatatkan pertumbuhan dan memiliki porsi yang lebih besar ketimbang penanaman modal dalam negeri (PMDN).
"Realisasi investasi PMA terjadi tren peningkatan. Itu bisa dilihat dari porsi investasi PMA terhadap realisasi investasi nasional, yaitu sekitar 54%," ujar Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Yuliot kepada Media Indonesia, Kamis, (8/6).
Dari data BKPM, realisasi PMA pada triwulan I 2023 mencapai Rp177 triliun, setara 53,8% dari total realisasi investasi sebesar Rp328,9 triliun. PMA di tiga bulan pertama tahun ini tercatat tumbuh 20,2% dari capaian realisasi PMA di periode yang sama pada 2022.
Baca juga: Faisal Basri Sebut Elon Musk Ogah-ogahan Investasi di Indonesia
Adapun lima negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia pada triwulan I 2023 ialah Singapura US$4,3 miliar, Hong Kong US$1,5 miliar, Tiongkok US$1,2 miliar, Jepang US$1 miliar, dan Amerika Serikat US$0,8 miliar.
Jepang, kata Yuliot, masih menjadi salah satu negara yang tertarik dan menaruh minat untuk berinvestasi di Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir, misalnya penanaman modal yang dilakukan Negeri Sakura terbilang cukup baik, yakni sebesar US$2,6 miliar di 2020, US$2,3 miliar di 2021, dan US$3,6 miliar di 2022.
"Kita (juga akan terus) berusaha untuk meningkatkan kualitas investasi yang lebih merata di setiap daerah (inklusif)," tutur Yuliot.
Baca juga: Faisal Basri: Investasi Zaman Jokowi Paling Lambat Tumbuh
Diberitakan sebelumnya, ekonom senior Faisal Basri mengatakan bahwa minat investasi dari negara-negara lain kini berkurang, apalagi dari Jepang. ‘Negeri Sakura’ dinilai terus melirik pasar Vietnam.
"Jepang sekarang full ke Vietnam di Asia. Saat ini tidak begitu tertarik lagi dengan Indonesia. Industri yang berkembang di Indonesia kan cuma dua, yaitu makanan dan minuman chemical," imbuh Faisal.
Ditambahkannya, pertumbuhan investasi di era Jokowi juga termasuk paling lambat. "Pertumbuhan investasi dari tahun ke tahun itu tidak pernah berpuluh-puluh persen, cuma di zaman Orde Baru," ujarnya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
2 Investor Eropa Mundur dari Proyek Nikel, ESDM: Kita Cari Mitra Lain
2 Investor Eropa, BASF dan Eramet Hengkang dari Proyek Nikel di Maluku
Pluang Bantu Investor Muda Kenali Pasar Saham dengan Baik
Bappebti: Perlu Pemahaman Komprehensif untuk Transaksi Aset Kripto
Provinsi Kaltim Gandeng Investor Tiongkok
Bitcoin Lesu Didorong Perubahan Outlook Suku Bunga AS
BI Catat Aliran Modal Asing di Pasar Keuangan Domestik
Bank Indonesia Klaim Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Tetap Terjaga
Ini Realisasi Investasi Kuartal Pertama 2024
Airlangga: Pemerintah Tetap Andalkan Modal Asing untuk Ekonomi Indonesia
Tahan Suku Bunga, BI Utamakan Stabilitas Rupiah
Rp7,1 Triliun Aliran Modal Asing Masuk Indonesia, Dalam Sepekan
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap