visitaaponce.com

Faisal Basri Investasi Zaman Jokowi Paling Lambat Tumbuh

Faisal Basri: Investasi Zaman Jokowi Paling Lambat Tumbuh
Faisal Basri dalam acara diskusi Executive Forum, di Jakarta, Rabu (7/6).(MI / ADAM DWI )

EKONOM senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai pertumbuhan investasi di zaman pemerintahan Presiden Joko Widodo paling lambat sejak masa orde baru.

Dari data yang dipaparkan Faisal berdasarkan GDP growth by expenditure, besaran gross fixed capital formation atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) Indonesia di tahun 1961 dan 1970 pernah menembus sekitar 45% dan 33%. Lalu di tahun-tahun berikutnya mengalami kecenderungan penurunan PMTB.

Di 2017, PMTB sebesar 6,15%, lalu naik tipis di 2018 menjadi 6,64%, di tahun berikutnya turun menjadi 4,45%. Lalu di 2020 dan 2021 masing-masing sebesar minus 4,96% dan 3,8%. Kemudian, di 2022 menjadi 3,87%. PMTB sendiri merupakan. investasi fisik yang masuk, bukan yang berasal dari pasar saham.

Baca juga: Sibuk Tahun Politik, Peluang Investasi Terancam Terganggu

"Pertumbuhan investasi dari tahun ke tahun itu enggak pernah berpuluh-puluh persen. Cuma di zaman orde baru. Era Jokowi paling lambat dalam sejarah," ujarnya dalam Executive Forum: Genjot Investasi di Tahun Politik di JW Marriott, Jakarta, Rabu (7/6).

Faisal pun menyinggung kinerja dari Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Baca juga: Investasi Kuartal I 2023 Capai Rp328,9 T, Didominasi Modal Asing

"Ini mana yang dibicarakan pak Bahlill? Nah, jadi persoalannya bukan genjot investasi, tapi salah diagnosis," tudingnya.

Minat investasi dari negara-negara lain, lanjut Faisal, juga berkurang, apalagi dari Jepang. Negeri Sakura dinilai terus melirik pasar Vietnam, khususnya industri manufaktur.

"Jepang sekarang full ke Vietnam di Asia. Saat ini tidak begitu tertarik lagi dengan Indonesia. Industri yang berkembang di Indonesia kan cuma dua, yaitu makan dan minuman serta chemical," imbuhnya. (Ins/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat