visitaaponce.com

Begini Upaya Kementan Antisipasi Kekeringan Dampak Fenomena El Nino

Begini Upaya Kementan Antisipasi Kekeringan Dampak Fenomena El Nino
Ilustrasi pembuatan saluran irigasi(Antara/Dhedhez Anggara)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) telah menyiapkan berbagai upaya-upaya untuk mengantisipasi dampak fenomena El Nino atau musim kering ekstrem yang diperkirakan akan mengancam Indonesia.

Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Rahmanto mengatakan, upaya-upaya yang saat ini dilakukan oleh Kementan ialah melalui berbagai kegiatan dengan dukungan sarana dan prasarana pertanian.

Salah satu kegiatannya, lanjut Rahmanto, ialah pembangunan infrastruktur irigasi sebagai suplesi irigasi seperti embung, dam parit, irigasi perpompaan/perpipaan, irigasi air tanah, dan lain-lain.

Baca juga : BMKG Sebut Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Kekeringan, Mana Saja ?

"Kami juga terus meningkatkan ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk percepatan tanam serta melakukan pompanisasi air. Penyediaan pupuk dan pestisida di lokasi eksisting dan perluasan tanam juga sudah kami siapkan," kata Rahmanto kepada Media Indonesia, Kamis (8/6).

Rahmanto melanjutkan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan penyediaan asuransi bagi pertanian. Selain itu, juga sedang dilakukan pengembangan dan pengawalan komoditas pangan 1000 hektar per kabupaten terutama di wilayah sentra pangan yaitu dengan mengembangkan tanaman padi, sorgum, jagung, ubi kayu dan sagu.

Baca juga : Gawat, El Nino Diprediksi bakal Membuat Temperatur Laut Kian Menghangat

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga telah meminta untuk dibentuk gugus tugas guna menghadapi El Nino di setiap wilayah. Menurutnya, gugus tugas berbasis wilayah sangat penting untuk segera dibentuk. Sebab, setiap wilayah membutuhkan penanganan yang berbeda.

“Ada wilayah kategori hijau yang tidak terdampak sehingga produksinya tidak terganggu. Tapi ada juga wilayah kategori kuning dan merah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Setiap pemerintah daerah harus jeli membaca kebutuhan wilayahnya,” jelas Mentan dalam keterangan resminya, Senin (22/5).

Selain itu, Kementan juga akan memberikan bimbingan teknis serta pendampingan adaptasi dan mitigasi kekeringan akibat dampak El Nino di sektor pertanian. Mentan juga memerintahkan jajarannya untuk mendampingi petani dan menyiapkan sumber pengairan, baik yang berasal dari sumur bor maupun aliran irigasi.

“Menghadapi musim kering ekstrem atau El Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia,” ujar Mentan.

Kementan juga terus mendorong para petani untuk mengikuti program asuransi usaha tani padi (AUTP), mengerahkan gerakan mitigasi El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah rentan kekeringan, serta mendorong percepatan tanam dengan menggunakan varietas tahan kering.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) menjelaskan langkah-langkah strategis melalui empat rencana aksi dalam menghadapi dampak El Nino dan krisis pangan global.

Dalam rencana aksinya, yang pertama, Ditjen PSP Kementan akan merehabilitasi jaringan irigasi tersier sebanyak 1.107 unit, irigasi perpompaan 110 unit, irigasi perpipaan 37 unit ,pembangunan dan rehabilitasi embung pertanian 723 unit, hingga bangunan konservasi air 270 unit.

Rencana kedua adalah membangun prasarana dan sarana pertanian secara terintegrasi. Ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan) untuk percepatan tanam akan ditingkatkan. Alsintan (pra-panen) yang disiapkan sebanyak 24.926 unit.

Lalu, tak kalah penting adalah pembangunan jalan usaha tani (JUT) yang merupakan prasarana transportasi pada kawasan pertanian untuk memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian. Pembangunan JUT ditargetkan mencapai 1.145 unit.

Kemudian, rencana aksi ketiga adalah optimalisasi pemanfaatan lahan rawa. Dalam rencana aksi Ditjen PSP, optimalisasi lahan mencapai 1.811 ha. Dan rencana aksi yang keempat adalah peningkatan produksi di lahan tadah hujan, khususnya di lokasi yang tersedia sumber air tanah dan air permukaan.

Ditjen PSP juga menyiapkan sejumlah bantuan seperti unit pengolah pupuk organik (UPPO) 1.147 unit. Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) 652.778 ha. Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) 50.000 ekor.

Kemudian pupuk hayati/organik cair (POC) 1,3 juta ha serta alokasi pupuk bersubsidi urea 5,5 juta ton, NPK 3,2 juta ton, dan NPK Formula Khusus 0,211 juta ton. Semua langkah strategis dan rencana aksi itu diharapkan bisa meningkatkan ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi pangan. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat