Inflasi Turki Melambat ke 38,2 pada Juni
![Inflasi Turki Melambat ke 38,2% pada Juni](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/23fcd3eeb3d3ff7e1f17fd64e5fc33d5.jpg)
TINGKAT inflasi tahunan Turki melambat menjadi 38,2% pada Juni. Para ekonom memperingatkan bahwa ini mungkin menjadi titik terendah untuk tahun ini.
Inflasi Juni melambat dari 39,6% pada Mei. Ini menurut badan statika negara TUIK, Rabu (5/7).
Suatu studi terpisah yang dirilis oleh ekonom independen dari kelompok ENAG mempertanyakan data resmi itu. Studi tersebut menempatkan angka inflasi Juni sebesar 108,6% atau naik dari 105,2% pada Mei.
Baca juga: Penjualan Mobil Jerman Melonjak di Paruh Pertama 2023
Tingkat inflasi resmi terus menurun sejak mencapai tertinggi lebih dari dua dekade sebesar 85% pada Oktober tahun lalu. Namun para ekonom berpikir inflasi akan segera mulai tumbuh lebih cepat karena janji belanja besar yang dikeluarkan Presiden Recep Tayyip Erdogan menjelang pemilihan umum Mei.
Turki juga membiarkan mata uangnya yang dikontrol ketat untuk mulai kehilangan nilainya terhadap dolar AS pada tingkat yang lebih cepat dari perkiraan. "Inflasi kemungkinan akan naik pada Juli dan kami pikir itu akan berakhir tahun ini pada 40%-45% tahun ke tahun," kata Liam Peach, ekonom pasar berkembang senior di Capital Economics.
Baca juga: Tahan Harga Minyak, Saudi Pangkas Produksi Rusia Kurangi Ekspor
"Dengan depresiasi lira yang lebih banyak dari yang kami perkirakan dan mata uang ini kemungkinan terdepresiasi lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang, inflasi tampaknya akan berakhir tahun ini pada tingkat yang lebih tinggi dari yang kami perkirakan."
Lira telah kehilangan lebih dari 23% nilainya terhadap dolar AS sejak Erdogan memperpanjang kekuasaannya hingga dekade ketiga dalam pemilihan putaran kedua yang diperjuangkan dengan keras pada 28 Mei. Pelemahan tersebut menggarisbawahi perubahan radikal dalam kebijakan sejak pemilu yang mencakup berakhirnya era suku bunga sangat rendah selama dua tahun.
Bank sentral menaikkan tingkat kebijakan menjadi 15% dari 8,5% bulan lalu dalam pertemuan pertama sejak pemilu. Ekonom menyambut pergantian kebijakan Erdogan ke ekonomi yang lebih tradisional dan mendesak timnya untuk bergerak lebih cepat.
Sayangnya, pemimpin Turki itu masih percaya bahwa suku bunga yang tinggi berkontribusi--alih-alih menyembuhkan--harga konsumen yang meningkat. Dia mulai mendorong bank sentral untuk memangkas suku bunga pinjaman dengan segala cara pada 2021, sehingga memicu spiral inflasi terburuk dalam pemerintahannya. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Pemerintah Tekan Inflasi Komponen Harga Bergejolak sejak Tengah 2022
Inflasi Turun, Langkah Mitigasi tetap Dilakukan
Kemenkeu: Penurunan Kemiskinan Beri Harapan pada Ekonomi Indonesia
Rupiah Dibuka Melemah di level Rp16.370 per Dolar AS pada Selasa 2 Juli 2024
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Erdogan Puji Sikap PM Spanyol terhadap Gaza
Erdogan Minta Dunia Blokir Akses Pasokan Senjata Israel
Turki Serukan Masyarakat Internasional Lindungi Anak-anak Gaza
Turki Kirim Helikopter Penyelamat dengan Penglihatan Malam untuk Bantu Iran dalam Pencarian Helikopter Jatuh
Erdogan Berharap Dunia tetap Fokus Membebaskan Palestina dari Cengkeraman Israel
Usai Bertemu Pemimpin Hamas, Erdogan Minta Rakyat Palestina Bersatu
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap