visitaaponce.com

REI Sulteng Bahas Problem Penyediaan dan Tata Ruang Pasca Gempa 2018

REI Sulteng Bahas Problem Penyediaan dan Tata Ruang Pasca Gempa 2018 
Pembukaan Diklat REI Sulteng oleh Ketua Badan Diklat REI MR Priyanto(Dok. REI)

Sejumlah Developer di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menghadapi berbagai kendala penyediaan perumahan dan problem tata ruang pasca gempa dan tsunami yang melanda pada 2018 silam. Untuk itu Asosiasi Realestat Indonesia (REI) Sulteng bekerja sama dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan REI, serta PT Bank Tabungan Negara (BTN), Tbk menggelar pelatihan untuk para developer.

"Pelaku usaha properti menghadapi tantangan berat akibat adanya gempa dan tsunami Kota Palu terutama terkait kendala perizinan dan tata ruang. Untuk dapat mengantisipasi permasalahan tersebut, bersama Badan Diklat DPP REI kami menyelenggarakan diklat yang diikuti 90 developer anggota REI Sulteng," papar Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) Sulteng Muhammad Rizal dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (12/7).

Diklat ini merupakan salah satu program unggulan REI guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) perusahaan pengembang. 

Baca juga: Tingkatkan Kualitas, 64 Anggota REI Sumsel Jalani Sertifikasi Kompetensi Pengembang

“Upaya peningkatan kualitas SDM pengembang merupakan program berkelanjutan bagi anggota REI. Pelatihan ini menjadi salah satu alur dari sejumlah tahapan proses untuk menciptakan pengembang REI yang berkualitas," tutur Rizal.

Menurut Rizal, penyelenggaraan pelatihan ini sudah yang ketiga kali bagi anggota REI Sulteng. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM pengembang merupakan salah satu keuntungan menjadi anggota asosiasi REI. 

Baca juga: Bank BTN Kejar Target Kemitraan dengan REI Sultra

“Jadi, bergabung di organisasi REI bukan hanya untuk memenuhi syarat mengisi data di aplikasi Sistem Registrasi Pengembang (Sireng) saja," imbuhnya.

Ketua Badan Diklat REI MR Priyanto menyampaikan, selama dua tahun terakhir pelaku usaha properti terdampak oleh pandemi covid-19 yang memicu penurunan penjualan rumah. 

“Pengembang di sejumlah daerah banyak yang tumbang akibat pandemi. Bahkan, sampai hari ini masih ada pengembang di sejumlah daerah yang harus berjuang keras untuk dapat melakukan penjualan rumah," tutur Priyanto.

Melalui kegiatan pelatihan ini, kata Priyanto, pengembang anggota REI Sulteng dapat mengasah pengetahuan dan kemampuannya sehingga dapat menaikkan kinerja perusahaan. "Pengembang anggota REI Sulteng harus menerapkan kehati-hatian agar tidak berguguran. Harus ada upaya meningkatkan kinerja dengan menerapkan sejumlah target," tegas Priyanto.

Pacu Kinerja SDM

Priyanto membeberkan, setidaknya ada tiga komponen yang dapat memengaruhi peningkatan kinerja SDM perusahaan. Pertama, dengan menumbuhkan motivasi kerja, meningkatkan peluang, serta mengasah kemampuan atau keterampilan SDM perusahaan.

"Peningkatan kemampuan bisa melalui kegiatan pelatihan seperti ini. Kemudian peluang bermunculan, misalnya, peluang dari sisi pembiayaan perbankan atau peluang karena masih adanya backlog perumahan dan peluang kemudahan perizinan. Pelaku usaha harus menggali semua peluang itu agar meningkatkan motivasi yang dapat mendongkrak kinerja," lanjut Priyanto.

Deputy Support Manager Regional Office V Bank BTN Fachry menyatakan realisasi kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi di Provinsi Sulteng sepanjang tahun 2022 mencapai 2.800 unit. 

"Hampir seluruhnya berasal dari perumahan milik anggota REI Sulteng. Hal ini karena REI adalah satu-satunya asosiasi pengembang perumahan yang ada di Sulteng," ujar Fachry.

Fachry mengungkapkan, Bank BTN memiliki kemampuan penyerapan KPR bersubsidi sebanyak 200 ribu unit per tahun. Sedangkan kapasitas penyaluran KPR non subsidi per tahun yaitu sebesar 60 ribu hingga 70 ribu unit rumah. 

“Itu artinya peluang untuk meningkatkan volume produksi pembangunan rumah di Sulteng masih sangat besar. Ini merupakan bagian dari upaya kita memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Fachry juga mengajak agar pengembang anggota REI Sulteng untuk dapat meningkatkan kerja sama pembiayaan di Bank BTN. 

“Kami mengimbau teman-teman developer untuk kembali ke ‘istri lama’ yakni Bank BTN. Mungkin ada kekurangan kami, tapi kembali lah ke istri lama dan kami berjanji akan senantiasa berbenah diri," ucap Fachry.

Menanggapi permintaan tersebut, MR Priyanto menyatakan, bahwa hubungan kemitraan antara pengembang dan pihak perbankan adalah hal yang mutlak. Sebab, pembiayaan perbankan merupakan urat nadi dalam bisnis properti.

"Kami percaya Bank BTN akan terus mendukung pembiayaan bagi para pengembang khususnya anggota REI Sulawesi Tengah" pungkas Priyanto. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat