visitaaponce.com

Agar Terus Mendunia, Industri Pala di Papua Barat Harus Dimodernisasi

Agar Terus Mendunia, Industri Pala di Papua Barat Harus Dimodernisasi
Industri pengolahan pala di Fakfak, Papua Barat(MI/Emir Chairullah)

WAKIL Presiden Ma’ruf Amin berharap industri pengolahan pala di Papua Barat terus mengembangkan kapasitas produksinya. Pasalnya, hingga saat ini produk tersebut masih menjadi incaran konsumen di negara-negara Eropa dan Amerika.

“Saya berharap adanya modernisasi dalam produksinya sehingga ekspornya bisa semakin besar,” kata Ma’ruf usai meninjau pabrik pengolahan pala di Fakfak, Papua Barat, Kamis (13/7).

Ma’ruf berkeliling melihat secara langsung proses produksi pengolahan pala tomandin yang sedang dilakukan oleh para pekerja, hingga hasil akhir dari pengolahan kekayaan rempah yang tumbuh dan menjadi kebanggaan masyarakat Fakfak ini.

Baca juga : Wapres: Kolaborasi Sangat Penting dalam Percepatan Pembangunan di Papua

Ma’ruf menyebutkan, dari penjelasan para petani dan produsen, buah pala ini ternyata bisa digunakan untuk sejumlah produk mulai dari makanan hingga produk kecantikan. 

“Ternyata pala itu semuanya tidak ada yang terbuang. Tadi saya lihat ada bunga palanya, ada biji palanya, ada batok biji palanya juga diekspor. Kulitnya itu buat parfum, buat manisan, jadi nggak ada yang dibuang,” imbuh Wapres.

Baca juga : Di Tengah Kunker Wapres, TPNPB-OPM Klaim Bunuh 3 Anggota TNI dan Intelejen di Dua Wilayah di Papua Tengah

Karena itu, dirinya akan membicarakan dengan pihak terkait untuk terus mengembangkan produk pala agar nilai jualnya lebih tinggi.

“Apalagi negara-negara seperti Inggris ternyata memberi bantuan (untuk produk turunan), maka berarti kita sangat mungkin untuk memperbesar produksi,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Fakfak Untung Tamsil menyampaikan Pemerintah Kabupaten Fakfak bersama para pemangku kepentingan sedang berupaya meningkatkan lahan penanaman pala sebagai upaya untuk meningkatkan hasil produksi tahunan.

“Kita kalau produksinya 18 ribu ton per tahun, dari 16 ribu hektar. Sementara ini, kita lagi memrogramkan untuk menanam lagi. Jadi, lahan-lahan yang tidur, yang kosong kita lagi mendorong,” tutur Untung.

Sebagai informasi, pala memiliki nilai ekonomis yang terletak pada bijinya yang dapat diolah menjadi minyak pala. Daging pada buah pala juga sangat penting karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan dapat diolah menjadi bahan baku turunan, seperti pembuatan manisan, sirup, dan juga selai.

Amanda McLoughlin, Development Director dari Kedutaan Besar Inggris menyebutkan, pihaknya sudah ikut membantu mengembangkan produk pala ini sejak 2017 dan berakhir pada tahun ini. Program ini dilakukan untuk mencari peluang untuk mendorong ekonomi kerakyatan. 

“Program ini bertujuan untuk mengembangkan komoditas lokal dengan mendorong produk masuk pasar internasional. Ada juga produk lain seperti kakao, rumput laut, dan kopi,” paparnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat