visitaaponce.com

Suku Bunga Stagnan, Sektor Properti Kembali Menggeliat

Suku Bunga Stagnan, Sektor Properti Kembali Menggeliat
Pembangunan perumahan di Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat 2022( ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada  Juni 2023 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. Artinya, suku bunga acuan di level tersebut telah bertahan selama Semester I-2023.

Kebijakan itu tentu diharapkan bisa mempertahankan tren positif sektor properti yang sudah cukup membaik selama setahun terakhir ini. Kondisi ini, menutut pengamat properti Marine Novita, memunculkan ekspektasi bahwa suku bunga Bank Indonesia telah mencapai puncaknya dan berpotensi mulai dipangkas.

"Situasi ini juga didukung oleh angka inflasi Indonesia yang mulai melandai sehingga diprediksi akan berdampak positif bagi kinerja sektor properti di Semester II-2023. Laju inflasi domestik tercatat melandai secara tahunan di bulan Juni 2023 di mana inflasi yang rendah biasanya akan mendorong tingkat suku bunga mengalami penurunan sehingga dapat berimbas positif terhadap industri properti di tanah air," jelas Marine, yang juga Country Manager Rumah.com.

Dalam keterangan resminya, Marine menambahkan bahwa berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023, terjadi kenaikan indeks harga sebesar 1,7% secara kuartalan pada kuartal pertama 2023 dan kenaikan indeks harga sebesar 7,1% secara tahunan. Kenaikan secara kuartalan dan tahunan tersebut, kata dia,  lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada kuartal sebelumnya.

"Dari sisi suplai, indeks suplai pada kuartal pertama 2023 masih stagnan pada angka yang sama dengan kuartal sebelumnya yaitu sebesar 0,3%. Namun secara tahunan, indeks suplai menunjukkan kenaikan sebesar 6,6%. Sementara dari sisi permintaan, indeks permintaan naik sebesar 14,5% secara kuartalan. Sebelumnya, pada kuartal keempat 2022, indeks permintaan turun hingga 20% secara kuartalan," kata Marine.

Sementara dari sisi permintaan, indeks permintaan naik sebesar 14,5% secara kuartalan. Sebelumnya, pada kuartal keempat 2022, indeks permintaan turun hingga 20% ecara kuartalan. Namun demikian, indeks permintaan pada kuartal pertama 2023 ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2022 sehingga terjadi penurunan sebesar 19,7% secara tahunan.

Geliat konsumen yang tercermin pada indeks permintaan menunjukkan kembalinya minat masyarakat untuk mencari properti, setelah pada kuartal sebelumnya teralihkan untuk kebutuhan akhir tahun.nOptimisme di pasar properti hunian ini juga seiring dengan penguatan nilai rupiah dan pertumbuhan ekonomi nasional yang terus positif.

Bank Indonesia memprediksi tren positif penguatan rupiah akan berlanjut seiring surplus transaksi berjalan, masuknya modal asing, serta pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi. BI juga optimistis dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang mencapai 4,5-5,3% di 2023.

Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh meningkatnya permintaan domestik dan kinerja ekspor. Selain itu, naiknya mobilitas, keyakinan konsumen, serta meningkatnya daya beli seiring penurunan inflasi diyakini dapat semakin memperkuat konsumsi swasta.(M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat