Pendapatan American Airlines Melesat tapi Prospek belum Jelas
![Pendapatan American Airlines Melesat tapi Prospek belum Jelas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/2efd2caa968c18fd54fe0dc7ce63d701.jpg)
AMERICAN Airlines melaporkan ledakan pendapatan kuartal kedua pada Kamis (20/7) karena permintaan yang kuat dan harga bahan bakar jet yang lebih rendah. Namun harga saham masih jatuh karena kekecewaan terhadap prospek perusahaan.
Sementara maskapai besar AS itu menaikkan proyeksi setahun penuh, analis Wall Street mengatakan hasil yang bagus dalam perkiraan tersebut menunjukkan penurunan kekuatan harga yang lebih besar dibandingkan dengan pesaing. Hasilnya mengikuti laporan yang kuat minggu lalu dari Delta Air Lines dan pada Rabu dari United Airlines.
Operator penerbangan AS menikmati kuartal kedua yang memikat. Ini menunjukkan permintaan meningkat dalam periode musiman yang didorong lebih jauh oleh permintaan terpendam untuk perjalanan setelah penutupan pandemi.
Baca juga: Keuntungan Kuartal II United Airlines Naik Tiga Kali Lipat
Keuntungan di American hampir tiga kali lipat dari level tahun lalu di US$1,4 miliar. Pendapatannya naik 4,7% menjadi US$14,1 miliar sebagai suatu rekor. Hasil itu didorong oleh penurunan harga bahan bakar jet sebesar 35% dari tingkat tahun lalu. Kepala Eksekutif American Airlines Robert Isom mengatakan hasil tersebut mencerminkan kinerja operasional yang kuat secara historis dan menyoroti penaikan dua tingkat dalam peringkat kreditnya oleh Fitch.
Namun analis mempertanyakan perkiraan American yang menyiratkan paruh kedua 2023 kurang mengesankan. Prospek tersebut mencakup efek yang diantisipasi dari kontrak tenaga kerja baru dengan gaji pilot lebih tinggi setelah ratifikasi serikat pekerja.
Baca juga: Pelanggan Tambah 6 Juta, Netflix Raup Untung US$1,5 Miliar
American menaikkan prospek laba setahun penuh ke kisaran US$3,00 hingga US$3,75 per saham dari US$2,50 hingga US$3,00. Kuartal ketiga diperkirakan antara 85 dan 95 sen dolar AS per saham.
Prospek kuartal ketiga mengecewakan para analis, yang mencatat bahwa Delta dan United mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar untuk periode yang sama. Itu menunjukkan Delta, "Memanfaatkan tren menuju kursi premium yang lebih mahal daripada American," kata Briefing.com yang juga mencatat bahwa perkiraan Delta sudah memasukkan biaya tenaga kerja lebih tinggi setelah pilot Delta meratifikasi penaikan gaji yang lumayan awal tahun ini.
"Kekuatan penetapan harga American mulai terkikis," kata Christopher Raite, seorang analis di Third Bridge. Ia juga menunjukkan bahwa perjalanan bisnis orang Amerika baru mencapai sekitar 80% dari tingkat prapandemi.
Operator lain belum menjelaskan masalah itu, kata Raite. Terlebih lagi, American menghadapi pertanyaan atas layanannya di Amerika Serikat bagian timur laut karena matinya usaha patungan dengan JetBlue menyusul keputusan pengadilan AS yang tidak menguntungkan. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Rute Penerbangan Baru Lombok-Balikpapan Dibuka
Garuda Penjemput Jemaah Haji Alami Masalah Mesin, Pesawat Pengganti Diterbangkan
Lufthansa Menangguhkan Penerbangan Malam ke dan dari Libanon
Vietjet Masuk Jajaran 50 Perusahaan Terbaik versi Forbes Vietnam
Etihad Airways Luncurkan Penerbangan Langsung Rute Abu Dhabi-Bali
Pelemahan Rupiah Bebani Industri Penerbangan
Rute Penerbangan Baru Lombok-Balikpapan Dibuka
Data Penerbangan tidak Disimpan di PDNS, Kemenhub: Tidak Ada Gangguan
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap