visitaaponce.com

Sinar Mas Land Targetkan Kurangi Emisi Karbon 34 dari Listrik

Sinar Mas Land Targetkan Kurangi Emisi Karbon 34% dari Listrik
Para pembicara pada Media Talkshow bertajuk Penerapan ESG dan Dampaknya Bagi Sektor Properti, Rabu (2/8), di Marketing Office BSD City.(DOK Sinar Mas Land.)

SEJUMLAH upaya dilakukan oleh negara-negara di dunia melalui berbagai kesepakatan dan perjanjian untuk meminimalisasi dan menanggulangi pemanasan global. Saat ini pemerintah Indonesia menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) bagi beragam stakeholders untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Perusahaan yang menerapkan prinsip ESG dalam praktik bisnis dan investasinya akan turut mengintegrasikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik.

Terkait dengan isu perubahan iklim, Sinar Mas Land menjadi salah satu pengembang properti di Indonesia yang mengimplementasikan konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan sebelum proses ESG diterapkan. Sinar Mas Land juga mendukung penuh kebijakan pemerintah mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Langkah konkret Sinar Mas Land untuk meminimalisasi dampak negatif dari perubahan iklim pun menjadi topik pembahasan dalam acara Media Talkshow bertajuk Penerapan ESG dan Dampaknya Bagi Sektor Properti, Rabu (2/8), di Marketing Office BSD City.

Chief Risk & Sustainability Officer Sinar Mas Land M Reza Abdulmajid menyatakan dalam mewujudkan visi untuk Building a Better Future, pihaknya secara konkret terus melakukan pembangunan berkelanjutan yang diterapkan dalam produk properti dengan target mengurangi emisi karbon hingga 34% dari penggunaan listrik pada 2034. Upaya penerapan konsep sustainable development ini memberikan dampak yang positif bagi pengembang dan pemilik properti seperti pengurangan biaya operasional, penghematan penggunaan energi listrik, hingga peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuni. 

Baca juga: Digital Hub Bersama Kumpul.id Gelar DNA Accelerate Seleksi Ratusan Startup

"Dampak positif yang dihasilkan dari penerapan konsep pembangunan berkelanjutan mendorong konsumen melirik rumah dan gedung yang ramah lingkungan untuk investasi dan kepemilikan mereka. Bahkan, untuk bangunan komersial seperti gedung perkantoran BSD Green Office Park pun memiliki occupancy rate di atas 93%. Apalagi saat ini tren green living juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban," tutur Reza.

Inisiatif yang sudah dilakukan Sinar Mas Land antara lain penerapan material ramah lingkungan, menggunakan EBT melalui penerapan panel surya di bangunan-bangunan komersial, sarana penerangan jalan hingga pemanfaatan layanan Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero). Melalui layanan tersebut, Sinar Mas Land turut mendukung inisiasi pemerintah dan mengambil bagian dalam mengurangi emisi CO2. 

Baca juga: DCT Agency di Digital Hub Raih 5 Star MCN TikTok Shop

Selain mengoptimalkan sertifikat EBT, sejumlah gedung perkantoran milik Sinar Mas Land memperoleh sertifikasi Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Selanjutnya, untuk kawasan perkantoran BSD Green Office Park sudah tersertifikasi Gold Green District dari Building Construction Authority (BCA) Singapura. 

Perusahaan terus berkomitmen untuk menerapkan konsep sustainable development dalam setiap produk hunian hingga kegiatan bisnisnya. Dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Sinar Mas Land bekerja sama dengan Chandra Asri untuk mengaplikasikan aspal dengan campuran sampah plastik sepanjang 3,8 km atau 56.138 m2 di kawasan BSD City pada 2022 dan berlanjut hingga 2023. Upaya tersebut dilakukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat sekitar daerah pembangunan menuju penerapan model ekonomi sirkular.

Di sisi lain, Partner Risk Assurance PwC, Meita Laimanto, menyampaikan perjalanan ESG suatu organisasi berdampak tidak hanya pada aspek kehidupan individu, tetapi juga perusahaan atau organisasi. Sebagai individu, kita ingin mencapai berkelanjutan karena kepedulian kita terhadap kesejahteraan sosial dan lingkungan kita. Perusahaan atau organisasi perlu memastikan bisnis yang berkelanjutan dalam lanskap risiko yang senantiasa berubah. Penting bagi perusahaan untuk memaparkan perjalanan ESG dan inisiatif mereka secara transparan, akurat, dan tepat. Hal ini merupakan kunci untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan serta mencapai kesuksesan dalam perjalanan ESG organisasi.

Krisis perubahan iklim memiliki dampak sosial-ekonomi yang luas dan signifikan. Untuk mengatasi masalah tersebut pembiayaan berkelanjutan memainkan peran penting guna mendorong transisi menuju pemulihan ekonomi yang hijau, tangguh, dan inklusif. Transisi yang berhasil membutuhkan kerja sama serta kolaborasi antara pemerintah dan semua pemangku kepentingan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai salah satu stakeholders terus berupaya meningkatkan porsi pembiayaan terhadap sektor bisnis yang mendukung ekonomi hijau. Tercatat pada kuartal II 2023 Bank Mandiri menyalurkan pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) senilai Rp242 triliun atau 24,6% dari total kredit (bank only) atau meningkat 7,1% secara YoY. 

Adapun penyaluran yang termasuk kategori pembiayaan hijau (green financing) sebesar Rp115 triliun atau sebesar 11,7% dari total kredit (bank only) atau meningkat 10,2% secara YoY. Beberapa sektor yang mendominasi antara lain pengelolaan sumber daya alam (SDA) hayati berkelanjutan sebesar Rp95,6 triliun; energi baru terbarukan (EBT) sebesar Rp8,9 triliun; eco-efficient product sebesar Rp4,7 triliun; transportasi ramah lingkungan sebesar Rp3,2 triliun; serta green building sebesar Rp1,8 triliun.

Senior Vice President Head of Environmental Social & Governance Group Bank Mandiri Citra Amelya Pane menambahkan selain penyaluran pembiayaan berkelanjutan sesuai kriteria pada POJK 51/2017 (use of proceeds), pihaknya terus melakukan pengembangan produk berkelanjutan seperti Sustainability Linked Loan (KPI Based) yang telah disalurkan antara lain kepada debitur yang bergerak di sektor dengan emisi karbon tinggi seperti industri semen, perkebunan, dan peternakan. "Bank Mandiri optimistis ke depan dengan skema pembiayaan tersebut dapat mendorong debitur bertransisi menuju kegiatan usaha yang lebih ramah lingkungan termasuk pada sektor properti," ujar Citra.

Ke depan, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan produk/jasa keuangan berkelanjutan (lending & funding), baik pada segmen wholesale maupun retail sebagai jawaban atas meningkatnya kesadaran nasabah terkait isu berkelanjutan, ditambah berbagai program dan insentif yang diberikan oleh pemerintah guna mewujudkan target Nasional NZE pada 2060. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat