visitaaponce.com

Kredit Perbankan Triwulan I Tumbuh tetapi Lebih Lambat

Kredit Perbankan Triwulan I Tumbuh tetapi Lebih Lambat
Seorang konsumen menyimak penjelasan dari sales motor listrik dalam acara pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023.(DOK BTN.)

TOTAL kredit perbankan tumbuh sebesar 10,36% (yoy) pada triwulan I 2023 atau lebih rendah dibandingkan 11,52% pada triwulan IV 2022. Kredit konsumsi terus meningkat menjadi 9,41% (yoy). Ini mengalami sedikit peningkatan dari pertumbuhan sebesar 9,12% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Hal tersebut karena daya beli masyarakat yang membaik dan tingkat inflasi yang terkendali.

Sedangkan kelompok kredit modal kerja dan kredit investasi turun masing-masing dari 11,82% (yoy) dan 13,56% (yoy) pada triwulan IV 2022 menjadi 9,79% (yoy) dan 12,33% (yoy) pada triwulan I 2023. "Hal ini menunjukkan kelompok kredit secara bertahap telah kembali ke lintasan pertumbuhan normalnya di sekitar 8%-10%, karena tren pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2022 dapat disebabkan oleh kontraksi yang tajam di 2021," kata ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, Jumat (4/8/2023).

Pada triwulan II 2023, kinerja pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan tetap optimis tetapi pada tingkat yang lebih rendah dari tren sebelumnya. Data terkini pada April 2023 menunjukkan total kredit tumbuh 8,08% (yoy) atau lebih rendah dari pertumbuhan 9,93% (yoy) pada Maret 2023.

Baca juga: Ekonomi Triwulan I kembali Tumbuh sekitar 5%

Secara keseluruhan, komponen kredit tumbuh tetapi tidak setinggi bulan sebelumnya dengan pertumbuhan yang lebih tinggi terlihat pada kredit investasi sebesar 10,12% (yoy). Ini diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,68% (yoy) dan kredit modal kerja yang tercatat sebesar 6,55% (yoy).

Berdasarkan data terbaru OJK, industri perbankan Indonesia masih resilien di tengah perlambatan ekonomi global dan gejolak perbankan global, khususnya di negara-negara maju. Perbankan domestik menunjukkan indikator yang relatif kuat ditopang oleh likuiditas yang cukup memadai dan kualitas aset yang baik.

Baca juga: Indonesia masih Menjadi Negara yang Diminati Investor

Pada April 2023, rasio kredit bermasalah (NPL) masih stabil di level 2,53%. Dana pihak ketiga (DPK) turun menjadi 6,98% (yoy) pada periode yang sama, menghasilkan loan to deposit ratio (LDR) yang lebih tinggi ke angka 81,09% pada April 2023 atau naik dari 80,79% pada Maret 2023. "Ini mengindikasikan likuiditas yang sedikit lebih ketat," kata Riefky.

Ke depan, kinerja kredit perbankan akan terus membaik pada triwulan II 2023 seiring dengan tingkat pertumbuhan normalnya. Konsumsi dan aktivitas bisnis menjelang tahun pemilu menjadi dua faktor yang dapat mendorong pertumbuhan kredit di sisa semester kedua 2023.

Persiapan tahun pemilu 2024 akan mendorong belanja konsumen. Sektor yang paling diuntungkan, khususnya manufaktur seperti industri makanan & minuman dan tekstil serta sektor jasa seperti media dan komunikasi, akomodasi, konsultasi dan profesi, serta transportasi.

Selanjutnya, Bank Indonesia akan meningkatkan langkah makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan.
"Ini termasuk meningkatkan dan menyempurnakan insentif likuiditas seperti menurunkan GWM untuk pinjaman bank ke sektor hilir serta sektor yang mempromosikan inklusi keuangan seperti sektor UMKM, kredit mikro, dan ekonomi hijau," kata Riefky. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat