Bonus Demografi, Penduduk Muda Berperan Penting Angkat Literasi Pasar Keuangan
![Bonus Demografi, Penduduk Muda Berperan Penting Angkat Literasi Pasar Keuangan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/738290fa864a4c7def8cf023969b4e6a.png)
KELOMPOK penduduk muda memainkan peran penting pada upaya literasi pasar keuangan di Indonesia. Itu sejalan dengan bonus demografi yang akan terjadi di Tanah Air setidaknya hingga satu dekade ke depan.
Jumlah populasi muda yang dominan dan cukup besar dapat menunjang perluasan dan pendalaman pasar keuangan yang saat ini terbilang masih dangkal. Namun potensi tersebut juga harus diikuti dengan peningkatan literasi keuangan nasional.
Pasalnya, merujuk hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022, indeks literasi keuangan nasional masih terbilang rendah, yakni 49,68%. Sedangkan di saat yang sama indeks inklusi keuangan nasional jauh berada di atasnya, yaitu di angka 85,10%.
Baca juga : Sri Mulyani: Indonesia Butuh Lebih Banyak Profesional di Bidang Keuangan
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, angka indeks literasi dan inklusi keuangan tersebut menunjukkan lebarnya ketimpangan antara pemahaman mengenai keuangan dan kemampuan mengakses jasa atau pun instrumen keuangan yang ada.
"Tingkat inklusinya tinggi sekali 86%, tapi tingkat literasinya artinya pemahaman terhadap sektor keuangan dan manfaat yang bisa dilakukan dari jasa sektor keuangan itu baru di kisaran 49%. Jadi memang besar sekali gap-nya," ujar dia dalam kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) 2023, Senin (14/8).
Baca juga : Generasi Milenial Wajib Paham Soal Krisis Keuangan
Lebarnya perbedaan angka indeks tersebut menurut Mahendra dapat dimaknai sebagai dorongan untuk terus meningkatkan tingkat literasi keuangan masyarakat. Hal itu terutama kepada penduduk muda yang saat ini terbilang cukup banyak bermain di sektor keuangan.
Sekitar 80% investor yang ada di Indonesia bermain di pasar saham dan didominasi oleh penduduk kelahiran 1981-1996 (generasi milenial) dan 1996 ke atas (generasi Z). Angka tersebut setara dengan 11,5 juta orang.
"Memang 11,5 juta orang itu baru sekitar 4,5% dari populasi Indonesia. Tapi cukup besar sekali pertumbuhan yang bisa dicapai. Dari tahun 2015 jumlah investor di Indonesia itu baru 281.000, maka 11,5 juta itu 36 kali lipat dalam kurun waktu hanya 8 tahun," kata Mahendra.
Pentingnya peningkatan literasi keuangan juga dinilai penting oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa. Menurutnya, dengan tingkat literasi yang tinggi, maka akan semakin kecil peluang terjadi kasus penipuan di sektor keuangan.
Hal itu pada akhirnya dianggap dapat memperdalam sektor keuangan nasional. "Jadi yang penting adalah investor harus ngerti apa yang anda investasikan dan anda juga mengerti profil risiko anda," terang dia.
Pada 2023 ini, indeks literasi keuangan Indonesia ditargetkan naik menjadi 53% dan inklusi keuangan sebesar 88%. Kenaikan tersebut masih menggambarkan ketimpangan yang cukup lebar. Karenanya, penduduk muda yang melek teknologi dan mampu mengakses produk atau jasa keuangan didorong untuk meningkatkan literasinya.
"Potensi investasi pasar keuangan di Indonesia ke depan akan datang dari kalangan generasi muda yang sadar investasi. Kesadaran investasi tersebut perlu diikuti dengan penguatan literasi keuangan dalam rangka mendukung pendalaman pasar keuangan," tutur Purbaya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, peningkatan literasi keuangan masyarakat merupakan pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan oleh banyak pihak. Pemberian edukasi dan pemahaman mengenai sektor keuangan kepada publik menjadi kunci utama yang dapat dilakukan.
Dia meyakini, literasi keuangan masyarakat yang baik akan mendorong pada pendalaman pasar keuangan di Indonesia. "Jadi kita harus ngejar supaya jangan sampai mereka yang sudah inclussion kemudian masuk ke berbagai investasi-investasi atau kegiatan keuangan yang kemudian merugikan dirinya sendiri karena tidak literatur atau tidak paham, melek, terhadap aspek-aspek investasi," ujarnya. (Z-4)
Terkini Lainnya
Pemprov Jateng Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan jadi 0,30 Persen
7 Ribu Lebih Warga Pendatang Baru Masuk Jakarta Sebulan Pascalebaran
BKKBN: Aging Population akan Didominasi oleh Penduduk Perempuan
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
BKKBN Sebut NTT Gagal Menikmati Bonus Demografi
12 Negara Terkecil di Dunia, Vatikan Berpenduduk Paling Sedikit
Pengertian Bonus Demografi serta Dampak Positif dan Negatif
Bonus Demografi Kunci Indonesia Keluar dari Jebakan Negara Berpendapatan Menengah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap