visitaaponce.com

TINGKAT utang Kenya mencapai rekor tertinggi. Padahal Presiden William Ruto berjanji untuk menjinakkan pinjaman.

Total utang publik naik dengan rekor 1,56 triliun shilling (US$10,8 miliar) pada tahun keuangan yang berakhir 30 Juni menjadi 10,1 triliun shilling (US$70,75 miliar). Ini melampaui batas utang 10 triliun shilling. Demikian menurut data dari Kementerian Keuangan Kenya yang dirilis Selasa (15/8/2023).

"Peningkatan utang publik disebabkan oleh pencairan pinjaman luar negeri, fluktuasi nilai tukar, dan penyerapan utang dalam negeri dan luar negeri," kata bendahara. Biaya pembayaran kembali pinjaman, terutama ke Tiongkok, melonjak karena mata uang lokal diperdagangkan pada rekor terendah sekitar 144 shilling terhadap dolar AS.

Baca juga: Pendapatan Tencent Kuartal II Tumbuh tapi Meleset dari Ekspektasi

Biaya pelunasan utang pada tahun yang berakhir Juni mencapai 391 miliar shilling (US$2,7 miliar). Pembayaran tertinggi sebesar 107 miliar shilling (US$743 juta) jatuh ke Tiongkok.

Beban utang telah memicu peringatan dari lembaga pemeringkat kredit global. Ini termasuk Fitch Ratings yang bulan lalu menurunkan kemampuan Kenya untuk membayar kembali pemberi pinjaman internasional dari stabil menjadi negatif. Lembaga itu mengutip pula tentang penaikan pajak dan kerusuhan sosial.

Baca juga: Ekonomi Jepang Tumbuh 1,5% Kalahkan Ekspektasi

Anggota parlemen Kenya memberikan suara pada Juni untuk mengubah plafon utang dari jumlah shilling tetap menjadi bagian dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Senat belum mengesahkan amendemen tersebut.
Ruto berkuasa tahun lalu dengan janji menghidupkan kembali ekonomi di negara berpenduduk sekitar 53 juta orang itu.

Pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 4,8% pada 2022 dari 7,6% tahun sebelumnya dan diperkirakan meningkat lebih dari lima persen tahun ini, menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Menguraikan rencananya untuk transformasi ekonomi dari bawah ke atas, Ruto berjanji memangkas utang pemerintah dan memperkenalkan kebijakan yang memasukkan uang ke kantong orang Kenya yang miskin.

Namun tindakan pertamanya setelah menjabat pada September tahun lalu ialah memotong subsidi makanan dan bahan bakar yang diperkenalkan oleh pendahulunya Uhuru Kenyatta. Dia lebih suka menyubsidi produksi daripada konsumsi.

Uji komitmen pemerintah

Pada Juni, Ruto memperkenalkan pajak baru yang menaikkan harga barang-barang pokok seperti bahan bakar dan makanan dan transfer uang secara digital serta pungutan kontroversial kepada semua pembayar pajak untuk mendanai skema perumahan. Namun pada Senin, pemerintahannya mengembalikan sebagian kecil subsidi bahan bakar setelah beberapa kali protes antipemerintah yang mematikan dan kemarahan publik atas tingginya biaya hidup.

Subsidi, "Untuk melindungi konsumen dari lonjakan harga bahan bakar," akan berlangsung selama sebulan, kata regulator energi negara itu. "Ekspektasi harga minyak internasional yang lebih tinggi dan kemungkinan pelemahan shilling lebih lanjut akan menguji komitmen pemerintah untuk menahan harga bahan bakar dalam beberapa bulan mendatang," ujar think tank Oxford Economics Afrika, Selasa, sambil menambahkan bahwa subsidi bertentangan dengan keinginan IMF.

Kenya ialah salah satu ekonomi paling dinamis di Afrika Timur, tetapi sekitar sepertiga penduduknya hidup dalam kemiskinan. Inflasi di Kenya tetap tinggi, pada tingkat tahunan 7,3% bulan lalu. Ruto berkeras bahwa penaikan pajak diperlukan untuk menciptakan lapangan kerja dan mengisi pundi-pundi pemerintah serta mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada pinjaman. (AFP/Z-2)