visitaaponce.com

Diimplementasikan 15 September, SRBI Diharapkan Mendorong Masuknya Dana yang Likuid

Diimplementasikan 15 September, SRBI Diharapkan Mendorong Masuknya Dana yang Likuid
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan SRBI ini akan memiliki peminat lima kali lebih tinggi dari penerbitan surat berharga(MI/Susanto)

BANK Indonesia baru saja meluncurkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yang mulai diimplementasikan pada 15 September 2023. Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan SRBI ini akan memiliki peminat lima kali lebih tinggi dari penerbitan surat berharga negara (SBN).

SRBI juga merupakan surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan menggunakan underlying asset berupa Surat Berharga Negara (SBN) milik Bank Indonesia. SBRI berjangka waktu/ tenor 1 minggu sampai dengan 12 bulan, dan bisa dibeli oleh perbankan.

Ini merupakan instrumen operasi moneter kontraksi untuk mengelola likuiditas yang sekaligus diharapkan dapat mendukung pengembangan pasar uang dan stabilitas nilar tukar rupiah Karena dapat ditransaksikan dan dimiliki nonbank (penduduk dan bukan penduduk) di pasar sekunder.

Baca juga: Cadangan Devisa Turun, Sektor Eksternal Indonesia Siap Bertahan

“SRBI bisa dimiliki oleh investor lokal maupun asing. Jadi minatnya bisa sampai 5 kali lipat lebih tinggi dari SBN yang dalam kondisi terbatas. Ini mendorong investor melihat adanya instrumen lain," kata Andry dalam pelatihan wartawan Bank Indonesia di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/9).

SRBI diterbitkan karena pada 2023 pemerintah punya anggaran yang relatif besar, ini mendorong penerbitan SBN terbatas dengan tenor yang cenderung menengah. Akibatnya di pasar tidak ada instrumen yang cencerung likuid.

Baca juga: BI Rate Kembali Ditahan Demi Kuatkan Stabilisasi Rupiah dan Mitigasi Dampak Global

Meski demikian, penerbitan SRBI tidak akan sembarangan. Dengan kata lain menggunakan underlying asset berupa Surat Berharga Negara (SBN). Adapun kehadiran SRBI sebagai upaya BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dengan masuknya aliran modal.

SRBI akan mulai dimplementasikan pada 15 September 2023 sebagar instrumen operasi moneter rupiah kontraksi. Pada tahap awal, SRBI akan diterbitkan pada tenor 6, 9 dan 12 bulan (setelmen T+0) dengan jadwal dan hasil lelang yang akan diumumkan di website Bank Indonesia.

Di tempat yang sama, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Erwindo Kolopaking menjelaskan, SRBI memang awalnya diterbitkan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka (OPT) konvensional.

Namun, SRBI dapat dipindahtangankan atau ditransaksikan di pasar sekunder atau dipindahtangankan dan dimiliki oleh nonbank (penduduk atau bukan penduduk), dan menjadi merupakan salah satu inisiatif pendorong modal asing masuk ke Indonesia. SRBI juga dapat menjaga keseimbangan nilai rupiah.

SRBI diterbitkan sebagai instrumen operasi moneter kontraksi yang pro marketdalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik masuk modal asing dalam bentuk investasi portfolio, serta untuk optimalisasi aset surat berharga yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying.

"Meskipun di awal dijual ke perbankan tapi bisa dipindahkan ke pelaku keuangan domestik atau asing. Kami berharap ada tambahan likuiditas dengan penambahan instrumen di pasar keuangan," ujar Erwindo.

SRBI ini akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023 dengan waktu lelang dua hari dalam sepekan di pasar perdana maupun sekunder. Untuk pasar perdana, rencana pelelangan dan penyelenggaraan lelangnya akan diumumkan melalui sistem BI-Electronic Trading Platform (BI-ETP).  (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat