visitaaponce.com

Gejolak Minyak Dunia, ESDM Pastikan Harga Pertalite tidak Naik

Gejolak Minyak Dunia, ESDM Pastikan Harga Pertalite tidak Naik
Konsumen antre mengisi BBM di SPBU wilayah Serpong, Tangerang Selatan, Senin (9/1/2023).(MI/Agung Wibowo.)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite tidak ikut terkerek di tengah kenaikan harga minyak dunia. Harga minyak mentah berjangka Brent naik US$1,42 menjadi US$92,06 per barel pada Rabu (13/9) dan Jumat (15/9) kembali melonjak menjadi US$94 per barel.

"Enggak naik (pertalite)," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9). Harga BBM subsidi saat ini yang dipatok pemerintah untuk pertalite seharga Rp10.000 per liter dan solar dijual Rp6.800 per liter. 

Namun, per 1 September 2023, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga BBM nonsubsidi. Untuk harga pertamax dengan nilai oktan (RON) 92 dari Rp12.400 per liter, naik menjadi Rp13.300 per liter. Lalu, Pertamax Green E5 (RON 95) ditetapkan menjadi Rp15.000 per liter, melonjak dari harga sebelumnya yang dipatok Rp13.500. Harga BBM pertamax turbo (RON 98) juga mengalami penyesuaian dari Rp14.400 per liter, naik menjadi Rp15.900 per liter.

Baca juga: Presiden Apresiasi Sejumlah Inovasi Pangan oleh IPB

Sementara, harga BBM dexlite (CN 51) di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina dibanderol Rp16.350 per liter, naik dari sebelumnya Rp13.950 per liter. Terakhir, Pertamina menaikkan harga pertamina dex (CN 53) menjadi Rp 16.900, dari sebelumnya Rp14.350 per liter.

Menteri ESDM menegaskan seiring dengan penaikan harga BBM nonsubsidi, diperkirakan masyarakat yang meminum pertalite akan semakin bertambah. "Kita sudah lihat BBM yang nonsubsidi sudah pada naik tuh. Ini nanti mendorong pemakaian pertalite kan. Kita imbau supaya jangan masuk ke sektor subsidi," tegas Arifin.

Baca juga: BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 40 Bulan Beruntun

Ia pun mendorong masyarakat beralih menggunakan konversi motor listrik untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil. Pemerintah menggelontorkan insentif konversi motor listrik sebesar Rp7 juta per unit. Terhitung sudah ada enam ribu pengajuan untuk beralih mengonversi motor listrik.

"Jadi, kita harus cepat ke konversi kendaraan listrik karena banyak manfaatnya. Dengan skema swap baterai (motor listrik) biayanya lebih murah untuk konsumen. Lalu, ada penambahan devisa dan lapangan pekerjaan," tutupnya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat