Pilih Kebijakan Ekonomi yang Perkuat NKRI
![Pilih Kebijakan Ekonomi yang Perkuat NKRI](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/c1fce2f0c5322e21184e7854ffc58033.jpg)
WAKIL Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengingatkan agar dalam pembuatan kebijakan di bidang ekonomi adalah yang memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jangan pilih kebijakan ekonomi yang melemahkan NKRI, yang menghancurkan kita sendiri. Pilih ekonomi yang memperkuat NKRI,” kata Gobel baru-baru ini dalam keterangan resminya.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Hulonthalo Art & Craft Festival yang diselenggarakan perwakilan Bank Indonesia di Gorontalo. Acara ini diikuti oleh pelaku UMKM di Gorontalo seperti produk pangan dan produk kerajinan Gorontalo. Acara ini juga dimeriahkan fashion show kain sulam Karawo yang merupakan produk khas Gorontalo yang sudah mendunia. Acara ini juga mengusung tema bangga buatan Indonesia dan gemar berwisata di Indonesia.
Gobel menceritakan, saat kecil ia teringat pada pesan Jenderal M Jusuf, yang saat itu menjabat Menhankam/Pangab. Saat itu ia ditanya anggota DPR RI tentang kondisi peralatan tempur yang terbatas yang dimiliki Indonesia sehingga Indonesia rawan terhadap infiltrasi maupun serangan asing. Namun Jusuf menjawab bahwa pertahanan terbaik adalah di desa. “Tentu saat itu konteksnya adalah perang gerilya. Di era perang dagang pun pertahanan terbaik tetap di desa, tapi pertahanan tersebut dalam bentuk ekonomi,” katanya.
Dalam konteks itu, kata Gobel, ekonomi desa bertumpu pada pertanian, perikanan, perkebunan, dan UMKM. Menurutnya, kesuksesan di sektor pangan akan membuat kebutuhan dasar nasional akan terjamin dan tidak tergantung pada pasokan asing. Dengan demikian, katanya, masyarakat tak akan mengalami kelaparan dan terjaminnya logistik nasional.
Baca juga: Perkuat Peran Etika dalam Pembuatan Kebijakan di Era Disrupsi
Pada sisi lain, katanya, UMKM menyerap tenaga kerja yang sangat besar, lebih dari 90 persen tenaga kerja berada di sektor UMKM. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga masih dominan, yaitu sekitar 60 persen. “Jadi, menjaga ekonomi desa, yaitu sektor UMKM, pertanian, perikanan, dan perkebunan adalah pilihan terbaik dalam kerangka menjaga NKRI. Itulah makna strategisnya,” katanya.
Melalui pendekatan itu, kata Gobel, maka mayoritas rakyat Indonesia akan terangkat ekonominya dan kesejahteraannya. “Ini juga akan menciptakan pemerataan ekonomi. Penguatan koperasi juga sangat strategis sebagai instrumen kelembagaannya. Jika itu terjadi maka NKRI menjadi kuat dan tangguh,” katanya.
Karena itu, Gobel mengingatkan agar para pembuatan kebijakan nasional, khususnya di sektor ekonomi, harus dalam kerangka NKRI dengan melindungi UMKM, pertanian, perikanan, dan perkebunan. Namun demikian, katanya, kebijakan yang memperkuat NKRI juga bisa dimaknai lebih luas di sektor-sektor lain. Sebagai contoh, katanya, pengaturan distribusi miras adalah hal mutlak. Karena tanpa pengaturan dalam distribusi miras bisa melemahkan mental generasi muda. Dalam sejarah pernah terjadi perang candu yang membuat Tiongkok kehilangan sebagian wilayahnya. Perang ini melemahkan Tiongkok akibat penyelundupan candu oleh Inggris dan juga Prancis.
Gobel juga mencontohkan pengalamannya saat menjadi menteri perdagangan. Saat itu ia melarang impor tekstil bermotif kain tradisional Indonesia seperti batik, tenun, sulam, songket, sasirangan, dan sebagainya. Menurutnya, hal itu bisa mematikan pengrajin kain tradisional Indonesia.
“Jika sudah mati maka warisan budaya kita bisa punah. Generasi penerus kita bisa tak kenal lagi dengan beragam kain tradisional dan sejarahnya sendiri. Ini sangat melemahkan NKRI. Budaya adalah pertahanan terdalam suatu bangsa. Karena di sana ada nilai-nilai dan sejarah,” katanya. Ia juga mengingatkan makna luas kebijakan ekonomi yang memperkuat NKRI dalam konteks yang lebih rumit dalam bidang investasi, fiskal, dan moneter. Penerapan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), katanya, adalah salah satu instrumen kebijakan ekonomi yang memperkuat NKRI.
Baca juga: Miliki Nilai Ekonomis Tinggi, Lobster Laut Jadi Incaran di Pasar Global
Pada kesempatan itu, Gobel mengungkapkan dua potensi ekonomi UMKM yang bernilai ekspor besar. Pertama, kerajinan mebel. Menurutnya, potensi pasar mebel dunia pada 2023 mencapai 766 miliar dollar AS. Sedangkan ekspor mebel Indonesia, katanya, pada 2022 baru mencapai 2,5 miliar dollar AS. Kedua, herbal atau jamu. Pada 2021, katanya, potensi pasar herbal atau jamu dunia mencapai 151,91 miliar dollar AS. Sedangkan pada tahun yang sama, katanya, ekspor jamu Indonesia hanya mencapai 41,5 juta dollar AS. “Jadi masih ada peluang yang sangat besar buat Indonesia,” katanya. (Z-6)
Gobel mengingatkan, di sektor mebel Indonesia memiliki beragam jenis kayu dan rotan yang menjadi kekhasan Indonesia. Sedangkan di sektor jamu, katanya, Indonesia memiliki beragam bahan baku herbal yang sangat kaya. “Dulu penjajah datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah, bukan mencari bahan tambang,” katanya. Sebagai perbandingan, katanya, Korea Selatan dan Iran hanya memanfaatkan satu produk saja, yaitu ginseng dan saffron. Namun ekspor dua negara itu di bidang herbal lebih besar daripada ekspor herbal Indonesia.
Gobel menekankan pentingnya sektor UMKM yang bernilai ekspor karena kontribusi UMKM Indonesia adalah yang terendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. “Angkanya masih sekitar 14 persen. Jadi pilihan dua sektor UMKM ini akan menaikkan kontribusi ekspor sektor UMKM,” katanya. Padahal kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja dan terhadap PDB, katanya, adalah yang tertinggi di ASEAN. (Z-6)
Terkini Lainnya
Gobel: Badai PHK Akibat Hati tak Hadir
Gobel Ajak Rumania Bikin Joint Commission
Gobel: DPR RI Minta Pembangunan Daerah Perbatasan Jangan Kendor
Lepas Ekspor Jagung Gorontalo ke Filipina, Mentan Harapkan Petani Sejahtera
Pengangguran Gen Z Tinggi, Pemerintah Diminta Prioritaskan Sektor Padat Karya
Gobel Kunjungi Pabrik Tepung Singkong di Bangka
Bertemu Gubernur Jambi, Mardiono Diskusi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
PDN Lumpuh, Potensi Kerugian Ekonomi Rp1 Triliun Sehari
Ini Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Sektor Industri
Industri FMCG Punya Potensi Pasar Besar di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Atasi Tengkes di Jakarta, Dharma Jaya Gencar Salurkan Makanan Sehat Ke Warga
Festival Tampo Lore Dukung Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap