Kemenperin Minyak Jelantah Tengah Dikembangkan Jadi Avtur
![Kemenperin: Minyak Jelantah Tengah Dikembangkan Jadi Avtur](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/b10d364847c433d7df982d8f8950a405.jpg)
DIREKTUR Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan potensi minyak jelantah (used cooking oil) yang tengah dikembangkan secara global bisa sebagai bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF).
"Minyak jelantah ini merupakan raw material (bahan mentah) yang bernilai tambah, terutama untuk bahan bakar, untuk avtur pesawat terbang, di samping juga untuk biofuel," katanya ditemui sesuai melepas ekspor perdana minyak jelantah tertelusur di Jakarta, Kamis (21/9) seperti dilansir dari Antara.
Putu mengakui saat ini pengolahan minyak jelantah di dalam negeri memang masih terus dikembangkan. Namun, ia memastikan pemerintah terus mendorong pemanfaatan dan pengolahan minyak jelantah menjadi bahan baku industri yang potensial.
"Sekarang greenfuel di Indonesia baru dalam penjajakan untuk industri pesawat terbang," katanya.
Kemenperin sendiri saat ini tengah terus mendorong penggunaan industrial vegetable oil (IVO) salah satunya yakni Fatty Acid Methyl Ester (FAME).
Baca juga: Kalangan Eksportir Minyak Jelantah Keluhkan Tingginya Tarif Ekspor
Di sisi lain, ada pula beberapa proses yang sedang didorong untuk menjadi greenfuel atau bahan bakar yang sifatnya persis sama dengan petroleoum tapi jauh lebih bagus karena tidak ada kontaminan seperti sulfur, atau logam berat lainnya.
Putu menyebut minyak jelantah sebagai bagian dari industri oleokimia punya potensi besar sebagai biomaterial untuk menggantikan minyak-minyak yang tidak terbarukan.
"Jadi misalnya petroleoum itu jadi fuel dan jadi semua produk dari tekstil, plastik dan lainnya, nah ke depan kita juga akan bisa gunakan minyak jelantah jadi biomaterial yang menggantikan minyak bumi," ujarnya.
Lebih lanjut, Putu mengemukakan, meski potensial untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang tinggi, pasokan minyak jelantah masih menghadapi tantangan.
Ia menyebut recovery rate atau tingkat pengumpulan minyak jelantah masih rendah yakni hanya sekitar 8 persen. Padahal penggunaan minyak goreng di tingkat rumah tangga sangat tinggi. Putu berharap Sistem Informasi Minyak Jelantah (Simijel) akan dapat mendorong recovery rate sehingga pasokan minyak jelantah bisa diolah dengan lebih masif di dalam negeri.
"Maka, untuk masyarakat (rumah tangga) masih coba kita dorong karena dia dibuang percuma dan tidak bersahabat dengan lingkungan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Exportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) Setiady Goenawan mengatakan Simijel yang dikembangkannya diharapkan bisa mendongkrak recovery rate dari saat ini 8 persen menjadi 20 persen pada akhir 2024 nanti.
Baca juga: Garuda Indonesia Uji Coba Bioavtur pada Mesin Pesawat B737-800 NG
"Ini fungsinya juga untuk meningkatkan daya tarik Indonesia untuk investasi SAF, yang bahan utamanya itu basically dari waste tapi yang paling utama mereka cari adalah used cooking oil. Makanya perlu ditingkatkan recovery rate minyak jelantah investasi SAF bisa lebih menarik," katanya.
Minyak jelantah menjadi satu sumber utama bahan baku biofuel untuk industri greenfuel. Minyak jelantah, khususnya yang memiliki ketertelusuran asal usul (point-of-origin traceability) pun menjadi standar baru penerimaan produk tersebut di pasar Eropa dan AS.
Pasalnya, greenfuel yang dihasilkan dari minyak jelantah yang tertelusur (well-traceable) mempunyai emisi net karbon sangat rendah yang berasal dari implementasi prinsip ekonomi sirkular yaitu from waste to energy.
Aspek ketertelusuran pun menjadi prasyarat karena pembeli membutuhkan jaminan asal usul minyak jelantah harus betul-betul berasal dari titik produksi minyak jelantah alih-alih dari campuran minyak segar atau minyak-minyak lain dan/atau berasal dari sumber minyak jelantah yang ilegal. (Z-6)
Terkini Lainnya
Pertamina Jamin Ketersedian Avtur Pesawat Penerbangan Haji
Kebutuhan Avtur Dukung Penerbangan Haji di Jawa Bagian Barat Meningkat
Optimalisasi Restrukturisasi, Garuda Bukukan Pendapatan US$711,98 Juta
Selama Ramadan dan Idul Fitri 2024, Konsumsi Avtur naik 10 Persen
Sawit Indonesia Dilarang Uni Eropa, Mendag: Prabowo Bakal Bikin Avtur
Konsumsi Avtur Naik hingga 120% di Jateng dan Yogyakarta
Kaltim Berencana Bangun Pabrik Biodiesel Lewat Investasi Tiongkok
Mandatori B40 Dapat Hemat Devisa hingga Rp244 Triliun
Konsumsi Kelapa Sawit pada 2024 Diperkirakan Naik
Industri Bioenergi RI Dipukul Diskriminasi Ekspor Eropa hingga Kampanye Negatif
Energi Baru Terbarukan Berjalan Jika Ekonomi dan Sektornya Tumbuh
Bauran EBT 2023 Meleset dari Target, Cuma 13,1%
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap