visitaaponce.com

Industri Penggilingan Padi Berperan Jaga Stabilitas Harga

Industri Penggilingan Padi Berperan Jaga Stabilitas Harga
Pekerja menggiling padi di salah satu usaha penggilingan padi di Desa Kaleke, Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (2/9).(ANTARA/BASRI MARZUKI)

PENGGILINGAN padi berperan strategis jaga stabilitas harga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, industri penggilingan padi mempunyai peran strategis dalam menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen.

"Penggilingan padi punya peran strategis terutama untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen," kata Menko Airlangga dalam Rapat Kerja Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) seperti dilansir dari Antara, Rabu (25/10).

Airlangga menjelaskan bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan El Nino, yang diprediksi oleh BMKG masih akan terjadi sampai dengan Februari 2024. El Nino menyebabkan peningkatan suhu dan kekeringan, serta berpotensi menurunkan produksi komoditas pertanian.

Baca juga: Kementan Gandeng Perpadi untuk Lancarkan Distribusi Beras

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan akan terjadi penurunan total luas panen padi sebesar 2,45 persen dari 10,45 juta hektare (ha) pada 2022 menjadi 10,20 juta ha pada 2023.

Hal itu akan berdampak langsung pada penurunan total produksi Gabah Kering Giling (GKG) dan produksi beras. Menko Airlangga memaparkan lebih lanjut, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani per September 2023 tercatat mengalami kenaikan sebesar 11,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Harga Gabah Kering Giling (GKG) September 2023 pun tercatat naik sebesar 9,18 persen. Dampaknya, harga beras premium dan beras medium di tingkat penggilingan pun mengalami kenaikan masing-masing 9,75 persen dan 10,55 persen. Di sinilah industri penggilingan padi mempunyai peran kunci untuk menjaga stabilitas harga.

Baca juga: Program SPHP belum Mampu Turunkan Harga Beras di Klaten

Namun, menurutnya selama 50 tahun terakhir industri penggilingan padi masih menghadapi sejumlah tantangan seperti tingginya kehilangan hasil padi pada tahap pengeringan dan penggilingan, rendemen giling yang sulit ditingkatkan, dan kualitas beras yang dihasilkan tidak optimal.

Hal itu dikarenakan banyak beras patah, serta harga pokok produksi beras relatif tinggi khususnya untuk beras dengan kualitas yang lebih baik.

Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa pemerintah terus berfokus pada revitalisasi dan restrukturisasi penggilingan padi dengan mendorong penggilingan padi untuk melakukan revitalisasi sarana prasarana produksi.

Diharapkan revitalisasi mampu meningkatkan kualitas gabah dan beras yang dihasilkan. Berbagai dukungan program dan kebijakan juga disediakan baik melalui Kredit Usaha Rakyat, bantuan sarana prasarana dan juga KUR Alsintan.

"Saya berharap semua pihak untuk terus meningkatkan produktivitas, memaksimalkan peran dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, ketersediaan pangan," pungkasnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat