visitaaponce.com

CSIS Ekonomi RI Diramalkan Tetap Bertahan di Angka 5

CSIS: Ekonomi RI Diramalkan Tetap Bertahan di Angka 5%
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di dermaga Makassar New Port (MNP) di Makassar, Sulawesi Selatan.(Antara/Arnas Padda)

EKONOMI Indonesia diramalkan bisa bertahan tumbuh di angka 5% di tahun ini, meski ekonomi global masih diterpa ketidakpastian. Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Bambang Hirawan mengatakan hal itu, Sabtu (28/10).

Ia menyebut tahun politik di Tanah Air akan mendorong belanja masyarakat. Sebanyak 50% dari pertumbuhan ekonomi, ungkap Fajar, berasal dari konsumsi rumah tangga, sisanya dari investasi, kemudian ekspor dan impor

"Pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas harga komoditas. Dengan begitu, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di angka 5%," ujarnya.

Baca juga : Ketidakpastian Ekonomi akan Berlangsung Satu Dekade ke Depan

Selain perang Hamas dan Israel yang memicu tersendatnya pasokan energi dan pangan global, Fajar menambahkan ketidakpastian global juga dipicu perlambatan ekonomi Amerika dan Tiongkok. 

Saat ini Amerika berada pada tekanan inflasi, sehingga memaksa The Fed harus menahan daya beli masyarakat. Namun pada sisi lain The Fed juga harus bisa menjaga jumlah uang yang beredar. Sementara, Tiongkok saat ini sedang mengalami kisruh Evergrande yang mengalami permasalahan keuangan.

Baca juga : Pemerintah akan Keluarkan Paket Kebijakan Jaga Pertumbuhan Ekonomi Tetap 5%

“Kita berharap ketegangan Amerika dan Tiongkok pun mereda sehingga ada normalisasi yang dapat membuat iklim ekonomi kembali membaik,” ujarnya.

Sementara itu, platform literasi keuangan, Tumbuh Makna menyebut dalam analisisnya, dalam 12 bulan ke depan, kelas aset ekuitas diperkirakan laba per sahamnya atau earning per share (EPS) dari indeks harga saham gabungan (IHSG) akan tumbuh 5 % hingga 6% dan bisa diperdagangkan pada price earning (PE) 14,6 kali. IHSG diprediksi berpeluang untuk mencapai level 7.700 di akhir 2023 hingga akhir kuartal III 2024.

"Pada akhir tahun ini, berdasarkan riset yang kami lakukan bahwa ada kecenderungan IHSG akan tumbuh terbatas, sehingga kami menyarankan investor perlu memiliki time horizon yang lebih panjang,” kata Co-Founder Tumbuh Makna Benny Sufami. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat