visitaaponce.com

Ketidakpastian Ekonomi akan Berlangsung Satu Dekade ke Depan

Ketidakpastian Ekonomi akan Berlangsung Satu Dekade ke Depan
Mari Elka Pangestu(AFP/TOBIAS SCHWARZ)

EKONOMI global dalam dekade mendatang akan cukup menantang. Tren ketidakpastian yang dapat menimbulkan syok bagi pergerakan ekonomi banyak negara diprediksi akan terus membayangi dan mengganggu target-target pencapaian ekonomi, termasuk Indonesia.

Hal itu disampaikan ekonom senior Mari Elka Pangestu dalam peluncuran buku putih dari LPEM untuk Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029, Jumat (27/10).

"Dalam konteks global, ada yang harus dicermati, yaitu mengenai pertumbuhan yang akan melambat, dan ini bukan lagi cyclical, melainkan sekular. Dunia diperkirakan akan tumbuh melambat dalam satu dekade mendatang," jelasnya.

Baca juga : Pemerintah akan Keluarkan Paket Kebijakan Jaga Pertumbuhan Ekonomi Tetap 5%

Mari menambahkan, pelambatan pertumbuhan ekonomi itu juga berpotensi terjadi di Indonesia. Menurutnya, target pertumbuhan 6-7% untuk menjadi negara maju di 2045 cukup optimistis lantaran untuk bertahan di 5% akan cukup menantang.

Mari melanjutkan perlambatan ekonomi dunia itu juga akan terus diiringi dengan beragam syok, mulai dari isu iklim, kesehatan, hingga keuangan. Karenanya, penting untuk menjaga daya tahan ekonomi dalam negeri demi menekan dampak pemburukan ke depan.

Baca juga : ASEAN Harus Adaptif Sikapi Kondisi Geopolitik Ekonomi Global

Dalam konteks tersebut, Indonesia yang tak memihak negara manapun alias non blok sedikit diuntungkan. Sebab di tengah kegaduhan dunia dan antarblok saat ini, Indonesia tetap bisa menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.

"Kita harus engage dengan semuanya, itu saya rasa penting, karena dalam keadaan fragmentasi ini, bagaimana Indonesia menempatkan diri dalam value chain yang akan berubah. Jadi kita harus enggage dengan berbagai kerja sama multilateral, bilateral, hingga regional," tutur Mari.

Untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari negara-negara lain, sambungnya, Indonesia perlu untuk memperkuat fundamen perekonomian dalam negeri. Salah satu yang menurutnya penting ialah menciptakan iklim usaha yang kondusif dan konsisten.

Sependapat dengan Mari, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengatakan, penguatan fundamen ekonomi dalam negeri menjadi penting. Itu kian krusial di tengah kondisi dunia yang amat tidak pasti saat ini.

Dia menyoroti mengenai posisi cadangan emas dan cadangan devisa Indonesia yang perlahan menyusut. Padahal itu menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan keyakinan para investor di pasar internasional.

"Cadangan emas kita termasuk paling rendah di ASEAN, dan cadev kita sudah mulai turun. Di tengah kondisi politik ini cenderung ramai, itu perlu diperhatikan, karena investor sudah banyak bertanya mengenai fundamen ekonomi kita," ujarnya. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat