visitaaponce.com

Strategi Saling Topang antar Anggota Holding Dorong Tren Positif Keuangan IKAI

Strategi Saling Topang antar Anggota Holding Dorong Tren Positif Keuangan IKAI
PT Intikeramik Alamasri Indonesia(Dok. IKAI)

PT Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) membukukan kenaikan net profit sebelum pajak sebesar Rp1,31 miliar pada Kuartal III-2023 dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar Rp1,59 miliar. Pendapatan terkonsolidasi IKAI pada Kuartal III-2023 mencapai Rp164,51 miliar, dengan Laba usaha tercatat sebesar Rp1,75 miliar.

Tren positif itu didapat IKAI lewat strategi saling topang dari sejumlah usaha dibawah holding, diantaranya PT Internusa Keramik Alamasri (INKA), PT Hotel Properti Internasional (HPI) dan PT Saka Mitra Sejati (SMS). Pendapatan aktif IKAI dari setiap bisnisnya yaitu pendapatan dari penjualan homogenous tile, pendapatan dari bisnis hotel, dan pengembangan properti.

Pertumbuhan bisnis secara signifikan terasa pada kinerja anak usaha segmen Hotel, kinerja segmen Hotel meningkat sebesar 118% dari tahun sebelumnya sebesar Rp36,46 miliar kuartal III-2022. Namun, pada sisi kontribusi pendapatan, Segmen Keramik tetap lebih dominan yakni sebesar 57,13% dari total pendapatan IKAI dan sisanya dari pendapatan anak usaha Hotel.

Baca juga : Garuda Rugi Rp1,15 Triliun di Kuartal III 2023

Kenaikan kondisi keuangan IKAI disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, pendapatan anak usaha hotel yang meningkat signifikan, terutama pascapandemi Covid-19.

Tercatat adanya pertumbuhan signifikan yakni dari 32% menjadi 43% pada Q3-23. Perusahaan pada tahun ini agresif melakukan efisiensi pada beban penjualan agar gross profit dapat diraih maksimal.

Baca juga : Maybank Indonesia Bukukan Laba Sebelum Pajak Rp1,66 Triliun pada 30 September 2023

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, pendapatan bisnis perhotelan HPI dengan asetnya Swissbel Hotel Bogor hingga September 2023 mencapai Rp42,94 miliar atau naik dibandingkan pencapaian pada September 2022 sebesar Rp36,46 miliar.

Laba usaha HPI juga meningkat hampir dua kali lipat dari Rp5,82 miliar menjadi Rp10,78 miliar. Pendapatan bersih sebelum pajak menjadi 5,44 miliar dari sebelumnya masih rugi 7,30 miliar. Tren Tingkat okupansi hotel di Swissbel Hotel Bogor naik dari 81% menjadi 86%.

Pada anak usaha SMS dengan asetnya Hotel Swiss-belinn Gajah Mada Medan dan Hotel Saka memiliki pendapatan sebesar Rp27,59 miliar. Tingkat okupansi di Hotel Saka Medan stabil di level 62% dan okupansi Swiss-Belinn Gajah Mada Medan mencapai 91%.

Pada anak usaha manufaktur, kontribusi gross profit margin di segmen usaha manufaktur INKA sebesar Rp25,14 miliar. Anak usaha manufaktur melakukan efisiensi biaya dalam produksi, sehingga tidak menambah beban operasional perseroan agar mencapai margin rasio terhadap revenue lebih maksimal.

Tercatat jumlah pendapatan INKA hingga September 2023 mencapai Rp93,98 miliar, laba kotor Rp25,14 miliar, dan laba usaha Rp1,18 miliar. Pendapatan bersih sebelum pajak menjadi Rp4,64 miliar dibandingkan Rp952,49 juta pada September 2022.

Total produksi keramik INKA hingga September 2023 mencapai 1.062.459 m2. Di sisi lain, IKAI juga mampu melakukan restrukturisasi utang Bank di anak usaha, akibat keberhasilan tersebut Perusahaan membukukan gain sebesar Rp4,64 miliar

Sebagai informasi, INKA juga terus mendobrak pasar dengan menggandeng mitra penjualan keramik. Awal tahun ini, produsen keramik dengan merek Essenza melakukan modernisasi distribusi jaringan (modern trade) lewat 15 outlet Belanja Keramik yang merupakan anak perusahaan Siam Cement Group (SCG). Selain Belanja Keramik, ada pula Mitra10, Depo Bangunan, Mitra Bangunan hingga RKM.

INKA juga tengah melebarkan ekspansinya ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Selain mendukung proyek pembangunan pemerintah, IKN juga menjadi bagian dalam rencana perusahaan untuk melengkapi jalur distribusi hingga menjangkau kawasan timur Indonesia mulai 2024.

Selain fokus perbaikan kinerja, Presiden Direktur PT Intikeramik Alamasri Industri Yohas Raffli mengatakan pencapaian IKAI pada kuartal III merupakan keberhasilan pendekatan model bisnis yang diterapkan saat ini dan dasar semua keputusan strategis harus berfokus kepada pelanggan (customer-centric business).

“IKAI berusaha memahami kebutuhan dan harapan pelanggan supaya dapat menawarkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Feedback pelanggan sangat berguna untuk meningkatkan produk dan layanan seiring meningkatkan loyalitas mereka terhadap brand, baik di segmen keramik maupun hotel," ujarnya.

Menghadapi tantangan pasca-pandemi, lanjut Yohas, IKAI selalu berusaha memperkuat posisi di pasar dengan pendekatan yang berfokus pada sinergi bisnis yang saling menopang.

"Kenaikan pendapatan dari segmen hotel menunjukkan vitalitas strategi kami, dan kami bangga mengumumkan bahwa pendekatan ini telah membuahkan net profit yang positif pada Kuartal III-2023. Kami tetap berkomitmen pada inovasi dan efisiensi untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk IKAI," pungkasnya. (Z-5)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat