visitaaponce.com

DPR Keyakinan Konsumen di Desember Diyakini Membaik Didorong Belanja Pemilu

DPR: Keyakinan Konsumen di Desember Diyakini Membaik Didorong Belanja Pemilu
Ilustrasi: warga berbelanja di salah satu toko di Pasar Baru, Jakarta(Antara )

ANGGOTA DPR RI Komisi XI Fraksi PDIP Said Abdullah mengatakan normalnya indeks keyakinan konsumen (IKK) pada akhir tahun Desember nanti akan cenderung membaik.

"Salah satu sebabnya, banyak instansi pemerintahan baik pusat maupun daerah berupaya keras meningkatkan belanja lebih besar, agar terjadi optimalisasi serapan belanjanya," kata Said, dihubungi Minggu (10/12).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap ada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) masyarakat akan memilih pulang kampung dan berlibur. Ketika masyarakat liburan nataru, tentu akan ada belanja yang mereka keluarkan.

Baca juga: DPR: Keyakinan Kelas Menengah Turun, Pemerintah belum Berhasil Jaga Stabilitas Ekonomi Domestik

Selain itu, Desember ini juga waktu pelaksanaan musim kampanye, sehingga belanja barang dan jasa diantara peserta pemilu, baik dari pemilu legislatif, yakni partai partai dan para calegnya, ditambah dengan peserta pemilu presiden, maka akan ada belanja yang sangat besar pula, bahkan dalam skala nasional.

Saya yakin dengan sumber belanja yang sangat besar melalui optimalisasi belanja pemerintah, liburan Nataru dan belanja peserta pemilu 2024 akan mendorong permintaan barang dan jasa, terutama pada sektor periklanan, tekstil, transportasi, restoran, perhotelan, jasa konsultan, serta sembako.

Baca juga: Pasar Wait and See Emiten Harga Minyak Setelah Keputusan OPEC+

"Karena ada potensi tren permintaan yang tinggi, maka sektor sektor di atas akan memberikan dampak efek berganda (multiplier effect) terhadap keyakinan konsumen, terutama dari kalangan menengah atas," kata Said.

Sementara kelas menengah bawah yang rata-rata bekerja sebagai karyawan, akan ikut menikmati tumbuh dan bergeraknya usaha dari para pelaku usaha dari sektor usaha.

Setidaknya kelas menengah tidak dihadapkan pada kelesuan usaha, yang berpotensi pada pemutusan hubungan kerja. Sebaliknya karena potensi belanja yang besar, maka potensi pendapatan mereka diyakini akan lebih baik, sehingga daya belinya juga akan meningkat.

Di lain pihak, DPR berharap agar pemerintah dan Bank Indonesia terus melakukan pengawasan terhadap harga kebutuhan pangan rakyat.

"Kami tidak ingin ada menteri kaget ketika melakukan inspeksi di pasar. Maka harus ada deteksi dini melalui dashboard logistic nasional. Kelas menengah ke bawah itu daya belinya sangat sensitif terhadap kenaikan bahan makanan, terutama sembako, bahan bakar minyak, dan tarif transportasi," kata Said.

Oleh karena itu Tim Pengendali Inflasi, baik dari pusat sampai daerah harus bisa memastikan tidak terjadi kenaikan inflasi yang mempengaruhi kemampuan tingkat konsumsi masyarakat.

Tim Pengendali Inflasi harus memiliki kemampuan deteksi dini dan reaksi cepat memadamkan inflasi pada bahan makanan, dan bahan bakar minyak.

Terkait bahan bakar minyak, harganya ditetapkan oleh pemerintah. Maka yang perlu dipastikan adalah tidak ada kelangkaan, termasuk antisipasi terhadap kelangkaan LPG 3 kilogram.

Said yakin jika peluang dan upaya tersebut ditangkap dengan baik oleh pelaku usaha, dan pemerintah bekerja maksimal mengendalikan inflasi, maka indeks keyakinan konsumen (IKK) terutama di kalangan kelas menengah ke bawah akan membaik pada akhir tahun ini.

"Bahkan setidaknya hingga semester 1 tahun depan, karena pemilunya berpotensi dua putaran, sehingga tingkat permintaan juga akan tetap tinggi," kata Said. (Try/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat