visitaaponce.com

Stabilitas Harga Diperlukan untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

Stabilitas Harga Diperlukan untuk Jaga Daya Beli Masyarakat
Kios bahan pokok di Pasar Gedhe Klaten(MI/Djoko Sardjono)

PEMERINTAH didorong untuk bisa menjaga stabilitas harga, utamanya terkait pangan dan kebutuhan dasar lainnya. Hal itu dimaksudkan agar daya beli masyarakat tak terus tergerus.

"Ini sangat erat kaitannya dengan daya beli masyarakat, dan salah satu yang memengaruhi daya beli masyarakat adalah tingkat harga," ujar Ekonom Makroekonomi dan Keuangan Lembaga Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat FEB UI Teuku Riefky saat dihubungi, Senin (11/12).

Saat ini, kata dia, terjadi banyak kenaikan harga pada komoditas bahan pangan. Salah satu yang paling kentara dalam beberapa bulan terakhir ialah harga beras. Bahan pangan pokok itu memberi kontribusi signifikan pada tingkat inflasi.

Baca juga : Jelang Ramadan, Pemprov DKI Diminta Waspadai Lonjakan Harga Pangan

Melonjaknya harga beras dalam beberapa bulan terakhir menambah beban pengeluaran masyarakat, terutama mereka yang tak tersentuh bantuan sosial pemerintah. Alhasil survei Bank Indonesia (BI) mengenai keyakinan konsumen menunjukkan penurunan.

Indeks keyakinan konsumen (IKK) pada November 2023 tercatat turun menjadi 123,6 dari bulan sebelumnya di angka 124,3. Jika ditelisik lebih dalam, penurunan IKK tersebut salah satunya disebabkan oleh penurunan keyakinan pada responden di kelas menengah atau kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta, yang grafiknya turun menjadi 123,9 dari bulan Oktober yang masih di angka 126,6.

"Memang ini ada tekanan inflasi untuk kelompok menengah ke bawah. Jadi salah satu yang pemerintah bisa kontrol atau perlu lakukan adalah mengendalikan harga dari pangan dan beras. Ini yang kemudian tampaknya ke depan akan cukup berpengaruh atau bisa kembali mendorong kenaikan indeks keyakinan konsumen," kata Riefky.

Baca juga : Masifnya Bagi-Bagi Bansos Picu Kenaikan Harga Telur dan Beras

Namun, dia meyakini IKK masih akan tetap berada di zona optimistis hingga beberapa waktu ke depan. Salah satu pendorongnya ialah adanya momen libur Natal dan Tahun Baru 2024 yang umumnya merupakan variabel musiman peningkatan konsumsi masyarakat.

"Kondisi kita masih cukup baik dan tampaknya mendekati akhir tahun akan meningkat lagi seiring periode musiman Nataru," pungkas Riefky. (Z-5)

Baca juga : Mentan Waspadai Dampak El Nino

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat