Ini Penyebab Penyerapan Tenaga Kerja Rendah
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan penyebab rendahnya penyerapan tenaga kerja di Indonesia lantaran pemerintah fokus pada program padat modal (capital intensive), ketimbang menerapkan usaha padat karya (labor intensive).
Dalam Outlook Ekonomi 2024, Shinta mencatat ada penurunan serapan tenaga kerja selama sembilan tahun terakhir. Di 2013, setiap Rp1 triliun investasi yang masuk bisa menyerap 4.594 tenaga kerja. Jumlah itu berkurang drastis dengan hanya bisa menyerap 1.379 tenaga kerja per tiap Rp1 triliun investasi di 2022.
"Sekarang itu tendensinya lebih ke padat modal daripada padat karya. Daya serap tenaga kerja cenderung menurun dalam sembilan tahun terakhir," ujar Shinta di Kantor Apindo, Jakarta, Kamis (21/12).
Baca juga: Belanja Masyarakat Kelompok Terbawah Mulai Melambat
Ia menuturkan investasi padat modal memerlukan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi. Namun, kondisi pasar tenaga kerja Indonesia masih didominasi pencari kerja dengan skill atau keterampilan rendah. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) di 2022 menunjukkan, tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh lulusan sekolah dasar (SD) ke bawah atau belum pernah sekolah dengan persentase 39,10%.
"Kita harus menciptakan lapangan pekerjaan beyond (di luar) dari industri (padat modal) ini," katanya.
Baca juga: Industri Otomotif Tumbuh terutama Didorong Produksi Sepeda Motor
Ketum Apindo itu menilai dengan masifnya perkembangan teknologi dan digitalisasi, menciptakan disrupsi pada transformasi tatanan pekerjaan dan kebutuhan tenaga kerja.
"Jadi, penanaman modal ini harus jadi perhatian kita karena mempengaruhi ke penyerapan tenaga kerja. Saat ini dengan digitalisasi dan teknologi, penyerapan sudah berkurang," kata Shinta.
Pihaknya meminta presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029 menggenjot wirausaha baru dan masif melakukan pembinaan terhadap keterampilan digital pekerja. Hal ini agar ada peningkatan penyerapan tenaga kerja.
"Faktanya hampir setiap tahun ada dua juta pekerja yang mesti kita serap. Kita harus fokus pada penciptaan lapangan pekerjaan melalui kewirausahaan dan upskilling ke digitalisasi," pungkasnya.
Debat Capres-cawapres
Mengenai debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 kedua yang akan berlangsung besok, Jumat (22/12), Shinta mengaku menunggu gagasan konkret terkait isu ekonomi. Menurutnya, para calon pemimpin negara itu harus memahami kondisi pasar sesungguhnya, ketimbang sibuk menawarkan janji manis kebijakan.
"Kami mau mendengar lebih banyak dari perdebatan besok itu mengenai implementasinya seperti apa. Jadi, tidak hanya dari segi visi-nya saja, tapi bagaimana bisa menjadi kenyataan," tegasnya.
Berdasarkan jadwal yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) debat Pilpres 2024 kedua akan disampaikan oleh ketiga cawapres. Adapun tema debat kedua ialah ekonomi, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), infrastruktur, dan perkotaan.
Shinta berharap para cawapres memiliki konsisten komitmen mengenai visi dan misi dengan implementasi yang akan diwujudkan jika terpilih memimpin Indonesia bersama capres terpilih di 2024 nanti.
"Kami lebih menyoroti apakah para calon ini tahu apa yang terjadi di lapangan dengan knowledge yang mereka miliki. Lalu, soal komitmen. Kalau mereka terpilih, ini akan dijalankan atau tidak," pungkasnya. (Ins/Z-7)
Terkini Lainnya
Debat Capres-cawapres
Tom Lembong Sebut Proyek Pemerintah tidak Sentuh Masyarakat
Kementerian PU-Pera: Program Padat Karya Tunai SDA Serap 273 Ribu Pekerja
Pemkab Majalengka Gulirkan Program PKT
Wapres Ungkap Strategi Pemerintah Antisipasi Gelombang PHK
Gobel: Menteri tidak Bisa Jabarkan Visi Industri Presiden
Presiden Minta Peningkatan Investasi di Sektor Kesehatan Dipercepat
Asosiasi Akui Alami Penurunan Produksi Akibat Keramik Impor yang Banjiri Pasar Dalam Negeri
Ini Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Sektor Industri
Baru disahkan, Ini Dampak Perpres Industri Gim
Kadin Respons Positif Practice Leaders Sebagai Panduan Berinvestasi
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap