Asosiasi Akui Alami Penurunan Produksi Akibat Keramik Impor yang Banjiri Pasar Dalam Negeri
![Asosiasi Akui Alami Penurunan Produksi Akibat Keramik Impor yang Banjiri Pasar Dalam Negeri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/07/bff7e7480a7f69d2444ba0ae545a6efd.jpg)
ASOSIASI Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengungkapkan bahwa pihaknya mengalami penurunan produksi di tahun ini. Hal tersebut, diduga karena pasar dalam negeri dibanjiri keramik asal Tiongkok yang dijual dengan harga murah dibanding keramik dalam negeri.
"Dampak kerugian terhadap industri keramik nasional jelas terbukti dengan penurunan tingkat utilisasi produksi. Dan yang paling disayangkan adalah defisit transaksi ekspor impor produk keramik senilai lebih dari US$1,3 miliar dalam kurun waktu lima bulan terakhir," ucap Ketua Asaki, Edy Suyanto saat dihubungi pada Selasa (2/7).
Menurut Edy, hal tersebut seharusnya tidak terjadi, sebab ia menilai bahwa semua kebutuhan atau permintaan keramik nasional baik dari sisi volume kebutuhan dan jenis keramik semua bisa terpenuhi oleh industri keramik nasional.
Baca juga : Menkes Harap Industri Suplai 50% Kebutuhan Alat Kesehatan
"Selain itu harusnya menjadi perhatian khusus Pemerintah bahwa industri keramik nasional telah memberikan multiplier effects yang besar dengan produk bersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) rata-rata diatas 80 persen," tegasnya.
Dengan begitu, Edy meyakini bahwa industri keramik nasional telah mendukung keberlangsungan hidup dari ribuan perusahaan kecil dan menengah yang selama ini menjadi bagian supply chain dari industri keramik.
Jangan Takut dan Ragu
Di sisi lain, Asaki juga mendesak Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) untuk jangan takut dan ragu dalam melakukan penyelidikan secara komprehensif dan segera mengeluarkan hasil akhir penyidikan anti dumping terhadap produk keramik Tiongkok dalam waktu dekat ini.
Baca juga : Tekan Impor Valve, Katup Industri Operasikan Babrik Baru di Cikarang
Sebelumnya, Ketua KADI, Danang Prastal Danial mengungkapkan bahwa kebijakan yang terkait dengan bea masuk antidumping (BMAD) akan segera dirilis.
"Untuk BMAD, info yang saya dapat sesegera mungkin setelah laporan KADI rilis. Saya belum dapat info tanggal pastinya," beber Danang saat dihubungi pada Senin (1/7).
Terkait dengan BMAD, sambung Danang, saat ini KADI sedang menyelidiki salah satu produk impor ubin keramik asal Tiongkok. Danang menyebut bahwa penyelidikan tersebut saat ini sudah memasuki tahap akhir dan hasil penyelidikan tersebut akan segera keluar.
"Jika tidak ada kendala yang berarti, estimasi rilis hasil penyelidikan dalam minggu ini," tandasnya. (Fal/Z-7)
Terkini Lainnya
Jangan Takut dan Ragu
Kebijakan Bea Masuk Antidumping Segera Diterbitkan
PT Joowon Tech Indonesia Mengantongi Izin Gudang Berikat dari Bea Cukai Banten
Cegah Barang Ilegal, Kebijakan Bea Masuk 200% Perlu Diikuti Penegakan Hukum
Asosiasi Dorong Pemerintah Setop Impor TPT dari Tiongkok
Ini Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Sektor Industri
Pemerintah Terus Berupaya Kendalikan Impor Indonesia
SKK Migas Dorong Peningkatan TKDN di Hulu Migas
PU-Pera Dorong P3DN untuk Hunian Masyarakat
Kurangi Impor, Peningkatan TKDN Dorong Pengembangan Industri Elektronik Dalam Negeri
Kementerian BUMN Apresiasi Kolaborasi SIG dan Astra dalam Kembangkan UMKM
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap