Pertahankan Suku Bunga, BI Dinilai Berkomitmen pada Stabilitas Rupiah
![Pertahankan Suku Bunga, BI Dinilai Berkomitmen pada Stabilitas Rupiah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/0ff9c0a68eb72c9d56bba302ea2441ad.jpg)
EKONOM Bank Danamon Indonesia Irman Faiz menilai keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6% sebagai komitmen terhadap stabilitas nilai tukar rupiah. Itu sekaligus sebagai antisipasi dari risiko ketidakpastian yang mungkin akan muncul meski sudah menunjukkan pelandaian.
"BI mempertahankan suku bunga kebijakan tidak berubah pada 6,0%, menandakan komitmen terhadap stabilitas nilai tukar rupiah. BI mengantisipasi bahwa Federal Reserve telah mencapai tingkat suku bunga terakhirnya, namun tema high for long masih tetap berlaku," kata Irman melalui keterangan tertulisnya, Kamis (21/12).
Imbal hasil obligasi di negara-negara maju, termasuk AS, diperkirakan akan menurun, namun akan tetap tinggi karena premi risiko jangka panjang yang terkait dengan pembiayaan utang yang besar.
Dari sisi domestik, kata Irman, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berkisar antara 4,7% hingga 5,5% secara tahunan pada tahun 2024. Permintaan domestik diproyeksikan menjadi pendorong utama pertumbuhan, terutama didukung oleh membaiknya kepercayaan konsumen, penjualan ritel, PMI, dan proyek strategis nasional.
Baca juga: Dunia Usaha Apresiasi Keputusan BI Tahan Suku Bunga
"Sebuah langkah strategis, BI melaporkan hasil lelang SRBI sebesar Rp230 triliun per 19 Desember 2023 dengan total arus asing Rp53 triliun. Sementara itu, hasil lelang SVBI dilaporkan sebesar US$422 juta dan US$129 juta untuk SUVBI," kata Irman.
"Untuk meningkatkan efektivitas komunikasi kebijakan, BI mengubah nama policy rate dari BI 7D RRR menjadi BI-Rate, tanpa mengubah definisi dan tujuan operasionalnya," sambungnya.
Setelah pertemuan FOMC pada tanggal 23 Desember, lanjut Irman, Federal Reserve tampaknya menyampaikan sikap yang kurang hawkish dalam kebijakan moneternya. "Kami mengantisipasi bahwa The Fed telah mencapai tingkat suku bunga terminalnya. Dengan demikian, BI juga telah mencapai terminal rate-nya di tengah stabilnya inflasi," tutur Irman.
Baca juga: BI Perkirakan Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat di 2024
Dia meyakini BI akan mempertahankan suku bunga kebijakan saat ini sampai The Fed melakukan perubahan dalam sikap kebijakannya, yang diperkirakan akan terjadi paling cepat pada paruh kedua tahun 2024.
Namun, ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga pada tahun depan mungkin tidak sebesar yang diberikan oleh The Fed, mengingat proyeksi tren defisit transaksi berjalan yang semakin melebar.
"BI akan melakukan normalisasi selisih antara FFR dan BI rate secara bertahap mulai tahun 2024 dan seterusnya," pungkas Irman. (Z-6)
Terkini Lainnya
Rp16.500, Batas Maksimal Toleransi Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Rupiah Dibuka Melemah di level Rp16.370 per Dolar AS pada Selasa 2 Juli 2024
Rupiah Menguat Dipengaruhi Inflasi Turun
Ini Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Sektor Industri
Akhir 2024, IHSG Diprediksi Tembus 7.585
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
IHSG Ditutup Menguat Lewati 6.900
Rupiah Melemah Tertekan Kemungkinan The Fed Tahan Suku Bunga
Suku Bunga The Fed Dipangkas, Dolar AS Melemah, IHSG Menguat
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap