visitaaponce.com

Pertahankan Suku Bunga, BI Dinilai Berkomitmen pada Stabilitas Rupiah

Pertahankan Suku Bunga, BI Dinilai Berkomitmen pada Stabilitas Rupiah
Logo Bank Indonesia di Museum Bank Indonesia, Jakarta.(MI/ATET DWI PRAMADIA)

EKONOM Bank Danamon Indonesia Irman Faiz menilai keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6% sebagai komitmen terhadap stabilitas nilai tukar rupiah. Itu sekaligus sebagai antisipasi dari risiko ketidakpastian yang mungkin akan muncul meski sudah menunjukkan pelandaian.

"BI mempertahankan suku bunga kebijakan tidak berubah pada 6,0%, menandakan komitmen terhadap stabilitas nilai tukar rupiah. BI mengantisipasi bahwa Federal Reserve telah mencapai tingkat suku bunga terakhirnya, namun tema high for long masih tetap berlaku," kata Irman melalui keterangan tertulisnya, Kamis (21/12).

Imbal hasil obligasi di negara-negara maju, termasuk AS, diperkirakan akan menurun, namun akan tetap tinggi karena premi risiko jangka panjang yang terkait dengan pembiayaan utang yang besar.

Dari sisi domestik, kata Irman, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berkisar antara 4,7% hingga 5,5% secara tahunan pada tahun 2024. Permintaan domestik diproyeksikan menjadi pendorong utama pertumbuhan, terutama didukung oleh membaiknya kepercayaan konsumen, penjualan ritel, PMI, dan proyek strategis nasional.

Baca juga: Dunia Usaha Apresiasi Keputusan BI Tahan Suku Bunga

"Sebuah langkah strategis, BI melaporkan hasil lelang SRBI sebesar Rp230 triliun per 19 Desember 2023 dengan total arus asing Rp53 triliun. Sementara itu, hasil lelang SVBI dilaporkan sebesar US$422 juta dan US$129 juta untuk SUVBI," kata Irman.

"Untuk meningkatkan efektivitas komunikasi kebijakan, BI mengubah nama policy rate dari BI 7D RRR menjadi BI-Rate, tanpa mengubah definisi dan tujuan operasionalnya," sambungnya.

Setelah pertemuan FOMC pada tanggal 23 Desember, lanjut Irman, Federal Reserve tampaknya menyampaikan sikap yang kurang hawkish dalam kebijakan moneternya. "Kami mengantisipasi bahwa The Fed telah mencapai tingkat suku bunga terminalnya. Dengan demikian, BI juga telah mencapai terminal rate-nya di tengah stabilnya inflasi," tutur Irman.

Baca juga: BI Perkirakan Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat di 2024

Dia meyakini BI akan mempertahankan suku bunga kebijakan saat ini sampai The Fed melakukan perubahan dalam sikap kebijakannya, yang diperkirakan akan terjadi paling cepat pada paruh kedua tahun 2024.

Namun, ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga pada tahun depan mungkin tidak sebesar yang diberikan oleh The Fed, mengingat proyeksi tren defisit transaksi berjalan yang semakin melebar.

"BI akan melakukan normalisasi selisih antara FFR dan BI rate secara bertahap mulai tahun 2024 dan seterusnya," pungkas Irman. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat