Bapanas Bantuan Pangan Mampu Redam Inflasi di Tengah Gejolak Harga Beras
![Bapanas: Bantuan Pangan Mampu Redam Inflasi di Tengah Gejolak Harga Beras](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/ab6c792218e75ae1d614618f7adb01a1.jpeg)
PROGRAM bantuan pangan terbukti mampu meredam laju inflasi di tengah gejolak harga beras di Tanah Air akibat penurunan produksi di tahun ini yang dipicu oleh musim kemarau ekstrem.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengakui, implementasi penyaluran bantuan pangan memang tidak mudah lantaran kondisi geografis dengan 17 ribu pulau. Namun demikian, hingga kini penyaluran bantuan pangan telah menjangkau 1,5 juta titik di seluruh Indonesia.
“Ini satu-satunya di dunia karena tidak ada yang bisa seperti kita. Terbukti, inflasi kita sangat baik 2,8 persen (year on year/yoy per November 2023) yang itu tidak banyak dicapai oleh negara-negara di dunia,” kata Arief dalam diskusi di Media Centre Indonesia Maju, Jakarta, Kamis (21/12).
Baca juga : Badan Pangan Nasional Pertimbangkan Setop Bansos saat Masa Tenang
Sebagai informasi, periode pertama penyaluran bantuan pangan beras diberikan pada bulan Maret, April, Mei 2023 kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Di mana, setiap keluarga mendapatkan bantuan beras sebanyak 10 kg per bulan.
Dampak dari disalurkannya bantuan pangan itu, terlihat dari penurunan inflasi beras yang direkam oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tercatat, inflasi beras bulan Maret turun menjadi 0,7 persen dari bulan sebelumnya yang tembus 2,63 persen. Kemudian menurun lagi jadi 0,55 persen pada April dan menjadi 0,02 persen di bulan Mei.
Melihat dampak positif terhadap penurunan inflasi, bantuan beras diberikan kembali pada bulan September, Oktober, November kepada 21,3 juta KPM sebanyak 10 kg per bulan.
Baca juga : Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi Disebut Ikutan Ngatur Jabatan di Kementan
BPS pun mencatat, angka inflasi beras pada November lalu melandai jadi 0,43 persen setelah sebelumnya sempat merangkak naik saat bantuan disetop.
Pemerintah kemudian memperpanjang lagi bantuan pangan beras pada bulan Desember ini. Tahun depan, bantuan pangan beras akan diberikan lagi hingga Juni 2024. Bulog pun ditugaskan menyiapkan kebutuhan pasokan dalam penyaluran bantuan beras.
Arief menambahkan, penyaluran bantuan pangan juga sedikit banyak membantu laju pertumbuhan ekonomi. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil di level 4-5 persen atau melebihi dari laju inflasi. Hal itu, lanjut Arief, sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar pertumbuhan ekonomi melaju di atas inflasi.
Baca juga : Jelang Ramadan, Pemprov DKI Diminta Waspadai Lonjakan Harga Pangan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menambahkan, langkah pemerintah untuk mengendalikan inflasi lewat bantuan pangan menjadi langkah cerdas di tengah sulitnya situasi. Capaian penurunan inflasi beras dinilainya menjadi salah satu yang terbaik bila dibandingkan negara lainnya.
“Ini cukup cerdas. Ke depan kita akan lanjutkan dan salah satu syaratnya punya stok. Itu kuncinya,” ujar dia.
Dia menuturkan, pemerintah telah memberikan penugasan impor sebanyak 2 juta ton beras tahun 2024 untuk memperkuat cadangan Bulog. Sembari penyerapan dalam negeri juga terus dilakukan.
Baca juga : Berdaya Tahan, Ekonomi Indonesia belum Bisa Disebut yang Terbaik
Bayu pun menambahkan, sektor pangan nasional dihadapkan pada gelombang turunnya produksi imbas iklim kemarau ekstrem El Nino yang melanda Indonesia. Di sisi lain, terdapat kenaikan biaya produksi pertanian akibat kenaikan harga-harga dari pupuk, BBM, hingga biaya angkutan akibat faktor global.
Pada saat bersamaan, banyak negara-negara membatasi bahkan menyetop ekspor berasnya. Ketiga faktor itu lantas membuat harga beras naik dan terasa di Indonesia hingga saat ini.
“Kita belum bisa turunkan harganya, tapi inflasinya bisa dikendalikan, fluktuasinya bisa dikendalikan, karena fluktuasi itu sangat tidak nyaman buat konsumen,” kata Bayu. (RO/Z-7)
Terkini Lainnya
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Bapanas Tekankan Pentingnya Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah
Bapanas telah Berupaya Jaga Inflasi di Sepanjang 2023
Konsumsi Terus Naik, Peluang Bisnis Distribusi Beras Masih Potensial
Tidak Ada Alasan bagi Bulog untuk tidak Serap Gabah Petani
Bapanas: Ketahanan Pangan Kunci Wujudkan Indonesia Emas 2045
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Pemerintah Tekan Inflasi Komponen Harga Bergejolak sejak Tengah 2022
Inflasi Turun, Langkah Mitigasi tetap Dilakukan
Kemenkeu: Penurunan Kemiskinan Beri Harapan pada Ekonomi Indonesia
Rupiah Dibuka Melemah di level Rp16.370 per Dolar AS pada Selasa 2 Juli 2024
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap