visitaaponce.com

Prabowo-Gibran Ingin Beri Susu Gratis, tapi Mayoritas Susu masih Impor

Prabowo-Gibran Ingin Beri Susu Gratis, tapi Mayoritas Susu masih Impor
Peternak sapi perah memerah susu di Desa Kresek, Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.(Antara/Siswowidodo.)

CALON presiden dan wakil presiden nomor 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ingin memberikan susu gratis untuk anak sekolah. Sayangnya, menurut data yang ada produksi susu nasional masih di bawah kebutuhan. Ini berarti sisa kebutuhannya mesti diimpor negara.

"Untuk mencapai Indonesia emas kita butuh generasi emas," tutur Gibran pada debat cawapres di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12). Salah satu upaya membangun generasi emas yaitu memberikan susu gratis kepada anak sekolah.

Bila kita lihat data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia baru mencapai 16,27 kg per kapita per tahun atau di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara. Pada 2022, kebutuhan susu mencapai 4,4 juta ton. Di sisi lain, produksi susu segar kita baru mencapai 968.980 ton.

Baca juga: Bukan Warna Biru Muda, Ajudan Prabowo Mayor Teddy Pakai Baju Putih di Debat Cawpares
 

Angka kebutuhan dan produksi susu segar akan terus bertumbuh seiring pertambahan jumlah penduduk. Apalagi impor susu kita sejatinya sudah berjalan sejak lama. Impor susu segara nasional sekitar 78% dari kebutuhan. Angka impor yang sangat besar.

Produksi susu nasional yang tidak mampu mencukupi kebutuhan disebabkan dua hal, yaitu jumlah dan produktivitas sapi perah yang tidak memadai. Data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, populasi nasional sapi perah 2020 berjumlah 584.582 ekor. Data BPS pada 2022 menunjukkan ada 592.897 sapi perah. Bila kita lihat penambahan populasi tidak signifikan.

Baca juga: Cak Imin Sebut Satu Persen Dana IKN dapat Bangun Kota Seluruh Kalimatan
 
Produktivitas sapi perah di Indonesia rata-rata hanya 10-11 liter per ekor per hari. Bila kita tengok produksi susu sapi negara lain yang bisa mencapai 30 liter bahkan 60 liter per hari.

Salah satu penyebab itu ialah mayoritas sapi dengan produktivitas kecil dimiliki peternak kecil dengan manajemen tradisional. Hal itu berbeda dengan sejumlah perusahaan susu nasional yang menerapkan manajemen ternak dan teknologi yang baik dapat memiliki produktivitas susu 24 liter bahkan 34 liter per hari. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat