visitaaponce.com

Khawatir Stok Rumah Bersubsidi 2024 Habis, Vista Land Group Diserbu Konsumen

Khawatir Stok Rumah Bersubsidi 2024 Habis, Vista Land Group Diserbu Konsumen
Perumahan milik Vista Land Group(Ist)

MULAI 1 Januari 2024, harga rumah bersubsidi di Jabodetabek mengalami kenaikan sekitar 7%. Hal ini membuat pasokan rumah bersubsidi yang dikembangkan Vista Land Group diserbu konsumen. 

Seperti yang diketahui, pemerintah melalui Kementerian PU-Pera hanya menargetkan 166 ribu unit rumah subsidi FLPP senilai Rp13,72 triliun, jumlah yang lebih kecil dibanding tahun sebelumnya yang menembus m angka 220 ribu unit. Dengan backlog kepemilikan rumah sebesar 12,71 juta rumah tangga.

Hal ini membuat masyarakat berpenghasilan rendah, terutama yang belum memiliki rumah pertama, merasa khawatir karena kuota rumah subsidi menjadi lebih terbatas. Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono (dalam sebuah kesempatan) memperkirakan anggaran FLPP habis tersalurkan pada pertengahan tahun 2024, mengingat sudah ada antrian 16.000 untuk FLPP pada 2024. Itu berarti, di awal tahun ini kuota rumah subsidi tinggal 150.000 unit saja.

Baca juga: Bank BTN Gelar Akad Massal 10 Ribu Unit Rumah Subsidi

Kondisi ini kontan saja membuat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terutama yang belum memiliki rumah pertama dilanda ’kegalauan’. Sebagian besar kalangan MBR yang tak ingin kehabisan kuota, ditambah lagi mulai 2024 setiap tahun harga rumah subsidi otomatis naik (sebelumnya bisa bertahan 3 - 4 tahun tidak naik), makanya mereka bertekad tak ingin lagi menunda fasilitas bantuan memiliki rumah dari pemerintah.

Hendrik, 32, seorang karyawan pabrik mengaku, dirinya mengambil langkah untuk membeli rumah pertamanya di tengah kenaikan harga. Sebab, setelah ini harga rumah diprediksi akan terjadi setiap tahun. 

Yang jelas saya tak mau keluarga saya hidup di rumah kontrakan yang dua tahun sekali harus pindah, karena sewa kontrakan dinaikkan sepihak oleh pemilik. Jika tidak dipaksakan sekarang, saya khawatir keluarga saya hidupnya nomaden (berpindah-pindah),” jelas Hendrik usai melakukan akad kredit massa bersama 62 konsumen dengan Bank Tabungan Negara (BTN) di Perumahan Permata Puri Harmoni 2, Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Harga Rumah Subsidi Naik 8 Persen, Pengembang Optimis Jaga Rantai Supply-Demand

Hal serupa dirasakan oleh Wati, yang merasa terdorong untuk mengajukan permohonan FLPP lebih cepat setelah mengetahui bahwa kuota rumah subsidi terbatas.

“Agar dapat segera disetujui BTN, saya dan suami mengajukan joint-income. Alhamdullilah disetujui dan bisa akad kredit hari ini. Yang penting kami dapat rumah pertama dulu tahun ini, hingga kami tidak perlu keluarkan uang untuk sewa Rp12 juta hingga Rp14 juta per tahun, tapi tidak dapat rumah,” kata Wati karyawan industri, sementara suami bekerja perusahaan swasta di Bekasi.

General Manager Vista Land Group Oka Mahendra mengungkapkan, permintaan rumah subsidi di proyek-proyeknya mengalami peningkatan signifikan sekitar 8%. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan kehabisan kuota, meskipun pemerintah berjanji untuk menambah alokasi FLPP.

“Bahkan awal bulan ini (Januari) permintaan di proyek-proyek kami yang memasarkan rumah subsidi meningkat sekitar 20% hingga 30% dibanding bulan-bulan sebelumnya,” kata Oka.

Oka mengatakan, walaupun harga naik hampir 8%, konsumen tetap antusias mengingat November 2023 saja kuota habis. Padahal masih ada sekitar 16.000 pengajuan yang telah disetujui terpending.

”Kalau berpatokan pada realisasi tahun 2023 yang kelebihan target 16.000 unit, maka harusnya di 2023 realisasi rumah FLPP itu 236 ribu. Bukannya target 2024 dinaikkan ini malah diturunkan jadi 166 ribu, pastilah MBR panik. Meski pemerintah berjanji akan menambah alokasi FLPP, jika ternyata kuotanya habis, tapi itu tidak buat mereka tenang, ingin yang pasti-pasti aja sekarang,” jelas Oka.

Rumah subsidi sangat diminati, kata Oka, selain harganya terjangkau sekitar Rp185 juta, suku bunganya juga tetap 5%, dapat diangsur selama 20 tahun, dan cicilan hanya Rp1,2 juta dengan minimal penghasilan Rp4 jutaan.

Mengenai tinggi permintaan rumah subsidi di proyek-proyek Vista Land Group, Oka mengungkapkan, itu karena rata-rata kualitas bangunan, lingkungan, dan fasilitasnya sudah sekelas perumahan real estate.

Meski rumah subsidi berbagai kelengkapan fasilitas juga disediakan, antara lain: taman-taman tematik, children playground, dan jalan utama cor beton dengan ROW lebar. Sebagian juga sistem cluster lengkap dengan private playground, sarana ibadah

Rumah subsidi diminati karena harganya terjangkau, suku bunga tetap 5%, dan cicilan yang dapat diangsur selama 20 tahun. Animonya tinggi juga karena kualitas bangunan, lingkungan, dan fasilitas yang ditawarkan oleh proyek-proyek Vista Land Group. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat