visitaaponce.com

Indonesia Dorong Kolaborasi Negara ASEAN untuk Terapkan Digitalisasi Inklusif

Indonesia Dorong Kolaborasi Negara ASEAN untuk Terapkan Digitalisasi Inklusif
4th ASEAN Digital Ministers Meeting 2024: 'Building Inclusive and Trusted Digital Communities' di Shangri-La Hotel, Singapura, Kamis (1/2).(Ist/Kemenkominfo)

DELEGASI Republik Indonesia (RI) mendorong kolaborasi negara-negara ASEAN untuk menghadapi tantangan digitalisasi yang kompleks.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Mira Tayyiba menyatakan upaya membangun ASEAN digital yang inklusif dan terpercaya akan lebih mudah dengan menindaklanjuti ASEAN Digital Masterplan (ADM) 2025. 

“Membangun ASEAN digital yang inklusif membutuhkan daya tahan, keuletan, dan perhatian. Namun yang terpenting, kolaborasi yang teguh, saling mendukung, dan tekad untuk tidak meninggalkan siapa pun, no one left behind,” ujarnya dalam 4th ASEAN Digital Ministers Meeting 2024: "Building Inclusive and Trusted Digital Communities” di Shangri-La Hotel, Singapura, Kamis (1/2/2024).

Baca juga : Google: Kepemimpinan Indonesia di ASEAN Bisa Percepat Transformasi Digital

Menurut Sekjen Mira Tayyiba di tengah gejolak ekonomi makro di seluruh dunia, ASEAN telah menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan yang besar.  

ASEAN memiliki PDB gabungan sebesar USD3,7 Triliun dan menjadi perekonomian terbesar ketiga di Asia serta  perekonomian terbesar kelima secara global.  

“Rekomendasi tindakan yang disajikan dalam Tinjauan Jangka Menengah ADM 2025 akan memungkinkan ekosistem digital yang inklusif dan tepercaya tumbuh di seluruh Negara Anggota ASEAN serta berkembang di seluruh ASEAN sebagai kawasan yang kohesif,” tandasnya.

Baca juga : Kemenkominfo: RI Butuh Sembilan Juta Talenta Digital Berkualitas

Beberapa strategi telah dirumuskan negara ASEAN untuk mendorong pertumbuhan regional. Salah satunya ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang berpotensi melipatgandakan nilai ekonomi digital kawasan dari USD1 triliun menjadi USD 2 triliun pada tahun 2030. 

"Prospek yang menjanjikan ini harus dimanfaatkan secara strategis, untuk memungkinkan percepatan pertumbuhan baik bagi ASEAN maupun negara-negara anggotanya," ujar Sekjen Kementerian Kominfo.

4th ASEAN Digital Ministers Meeting 2024 di Singapura dipimpin Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Singapura Josephine Teo dan Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital Thailand Prasert Jantararuangtong.

Baca juga : ASEAN Tekankan Pentingnya Upaya Inklusif dan Kolaboratif dari Sektor Swasta

Pertemuan tersebut membahas isu-isu prioritas dalam pengembangan digitalisasi di kawasan ASEAN, seperti tata kelola Artificial Intelligence (AI), aliran data lintas batas, dan keamanan siber.

Lima Langkah Indonesia 

Sekjen Mira Tayyiba menjelaskan beberapa langkah Pemerintah Republik Indonesia untuk menghadapi tantangan digitalisasi.

Baca juga : Indonesia Menguasai 40 Persen Pasar Ekonomi Digital ASEAN

Menurutnya, Indonesia berupaya mengoptimalkan teknologi digital agar disrupsi teknologi tidak berpotensi memperburuk kesenjangan.

Adapun langkah yang diambil yaitu, pertama, menyediakan konektivitas digital yang mudah diakses, terjangkau dan andal. Kedua, mengembangkan literasi dan keterampilan digital yang penting.

Ketiga, menjaga ruang digital yang aman dan produktif. Keempat, membangun tata kelola data yang adil dan transparan. Dan kelima, melindungi masyarakat dari penyalahgunaan teknologi. 

Baca juga : Asian Leadership Forum 2023 Dorong Kolaborasi Inklusif dan Inovasi

"Indonesia berpandangan bahwa teknologi digital harus menjadi jembatan dua arah yang dapat diakses oleh semua orang. Oleh karena itu, Indonesia berupaya sebaik-baiknya," tegasnya.

Pada tahun 2023, Indonesia meluncurkan Satelit Indonesia Raya (SATRIA)-1 dengan kapasitas high-throughput  untuk memperluas jangkauan konektivitas digital ke daerah-daerah terpencil.   

Guna menumbuhkan ekosistem digital yang inklusif dan terpercaya, Indonesia menerbitkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi pada Tahun 2022 dan Revisi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik pada tahun 2023 untuk mengakomodasi perlindungan online bagi anak-anak yang mengakses sistem elektronik.  

Baca juga : Inklusi Keuangan bagi UMKM Harus Jadi Agenda Prioritas di Kawasan ASEAN

"Dan sebulan yang lalu, Indonesia meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045, sebuah inisiatif yang mencakup strategi Indonesia menuju masa depan digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan," tutur Sekjen Kementerian Kominfo. 

Sekjen Mira Tayyiba menekankan perkembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang memiliki potensi dan tantangan besar.  

Beberapa tantangan itu antara lain kemungkinan hilangnya lapangan kerja akibat otomatisasi dan penyebaran misinformasi dan disinformasi  produk teknologi AI dan diperkuat media sosial yang telah menyebabkan kekacauan sosial dan politik.

Baca juga : WSIS Forum 2023: Mendorong Peran Korporasi pada Inklusi Digital

"Sebagai langkah awal dalam regulasi AI, Indonesia baru-baru ini mengeluarkan Surat Edaran Menteri tentang Etika AI sebagai pedoman bagi organisasi publik atau swasta dalam menyediakan sistem elektronik saat mengembangkan dan menggunakan AI," tegasnya.

Dalam pertemuan itu, Sekjen Kementerian Kominfo Mira Tayyiba didampingi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri Adhyanti Wirajuda dan Kepala Pusat Kerja Sama Internasional (PUSKI) Setjen Kementerian Kominfo Ichwan Makmur Nasution.

ASEAN Digital Ministers Meeting (ADGMIN) merupakan pertemuan tahunan bagi pimpinan tinggi bidang digital dan pemangku kepentingan di wilayah ASEAN untuk membahas perkembangan digitalisasi dan pemanfaatan teknologi digital untuk peningkatan perekonomian serta kualitas hidup masyarakat ASEAN. (RO/S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat