visitaaponce.com

Ekonomi Indonesia Timur Tumbuh Tinggi tapi Kontribusi Rendah

Ekonomi Indonesia Timur Tumbuh Tinggi tapi Kontribusi Rendah
Sejumlah perahu nelayan mengikuti parade pada puncak peringatan Hari Nusantara 2023 di Pantai Tugulufa, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.(Antara/Andri Saputra)

PENELITI Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antarregional di Indonesia. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kelompok Provinsi Maluku dan Papua bukan kontributor terbesar bagi produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) 2023 karena hanya menyumbang sebesar 2,58%, meski ekonomi mereka berhasil tumbuh 6,94%.

Yusuf mengatakan ada beberapa hal yang bisa dicermati dari data pertumbuhan ekonomi di tahun lalu terutama jika membandingkan pertumbuhan atau kinerja perekonomian antarregional. Tingginya pertumbuhan Maluku dan Papua tidak terlepas dari relatif maraknya atau masuknya pertumbuhan sektor pertambangan di beberapa titik di dua daerah itu.

Proses atau hilirisasi dalam 2-3 tahun terakhir tampaknya berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara umum di beberapa provinsi di Indonesia Timur. "Makanya kalau kita lihat beberapa provinsi di Indonesia timur mengalami pertumbuhan ekonomi hingga dua digit karena dorongan dari sektor pertambangan terutama dari proses hilirisasi," kata Yusuf, dihubungi Selasa (6/2).

Baca juga : Mengenal Produk Domestik Bruto: Fungsi, Komponen, dan Indikator yang Membentuk Perekonomian

Meski pertumbuhannya tinggi, secara kontribusi kedua region tersebut relatif masih kecil jika diukur dari ukuran PDB nasional. Secara umum sebenarnya dari share dari provinsi Indonesia timur terhadap keseluruhan PDB nasional mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan kondisi 20 tahun yang lalu.

"Hanya, peningkatan dari share kedua region di Indonesia timur tersebut relatif berjalan sangat lambat atau kecil. Misalnya, ukuran share dari Papua di awal 2000-an itu berkisar di angka 1% dan 24 tahun setelah itu akhirnya hanya meningkat menjadi 2,58%. Artinya masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antarregional di Indonesia," kata Yusuf. (Z-2)

Baca juga : Butuh 0,25% untuk Capai Target Pertumbuhan 5,3% di 2023

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat