Ekonomi Indonesia Timur Tumbuh Tinggi tapi Kontribusi Rendah
![Ekonomi Indonesia Timur Tumbuh Tinggi tapi Kontribusi Rendah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/b8e7e72e821e1666cbcaf1ecdd7421a6.jpg)
PENELITI Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antarregional di Indonesia. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kelompok Provinsi Maluku dan Papua bukan kontributor terbesar bagi produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) 2023 karena hanya menyumbang sebesar 2,58%, meski ekonomi mereka berhasil tumbuh 6,94%.
Yusuf mengatakan ada beberapa hal yang bisa dicermati dari data pertumbuhan ekonomi di tahun lalu terutama jika membandingkan pertumbuhan atau kinerja perekonomian antarregional. Tingginya pertumbuhan Maluku dan Papua tidak terlepas dari relatif maraknya atau masuknya pertumbuhan sektor pertambangan di beberapa titik di dua daerah itu.
Proses atau hilirisasi dalam 2-3 tahun terakhir tampaknya berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara umum di beberapa provinsi di Indonesia Timur. "Makanya kalau kita lihat beberapa provinsi di Indonesia timur mengalami pertumbuhan ekonomi hingga dua digit karena dorongan dari sektor pertambangan terutama dari proses hilirisasi," kata Yusuf, dihubungi Selasa (6/2).
Baca juga : Mengenal Produk Domestik Bruto: Fungsi, Komponen, dan Indikator yang Membentuk Perekonomian
Meski pertumbuhannya tinggi, secara kontribusi kedua region tersebut relatif masih kecil jika diukur dari ukuran PDB nasional. Secara umum sebenarnya dari share dari provinsi Indonesia timur terhadap keseluruhan PDB nasional mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan kondisi 20 tahun yang lalu.
"Hanya, peningkatan dari share kedua region di Indonesia timur tersebut relatif berjalan sangat lambat atau kecil. Misalnya, ukuran share dari Papua di awal 2000-an itu berkisar di angka 1% dan 24 tahun setelah itu akhirnya hanya meningkat menjadi 2,58%. Artinya masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antarregional di Indonesia," kata Yusuf. (Z-2)
Baca juga : Butuh 0,25% untuk Capai Target Pertumbuhan 5,3% di 2023
Terkini Lainnya
Airlangga Tolak Isu Defisit Anggaran Lampaui 3%
Rupiah Menguat saat Produk Domestik Bruto AS Turun
Defisit Diperkirakan Terkendali meski Ada Peningkatan Belanja
Ekonomi Indonesia Triwulan I Diproyeksikan Tumbuh 5,15%
Fakta tentang Uni Eropa yang mungkin Anda belum Tahu
Tingkatkan Efisiensi Logistik, CKB Group Resmikan Fasilitas Baru di NTB
Mempertahankan Batu Bara Dinilai Tingkatkan Risiko Kerugian Ekonomi di ASEAN
Askrindo dan Peruri Teken Kerja Sama Jamin Keamanan Aset Perusahaan
Rupiah Diprediksi Tidak Stabil Hingga Akhir Tahun
Pilgub Jakarta Tetap Bertaji Meski tak Berstatus Ibu Kota Lagi
Pemerintah Tegaskan Fiskal Indonesia Aman
Gobel: Badai PHK Akibat Hati tak Hadir
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap