visitaaponce.com

Atasi Kelangkaan, Bapanas Suplai Beras dari Bulog Sudah Berjalan

Atasi Kelangkaan, Bapanas: Suplai Beras dari Bulog Sudah Berjalan
Ilustrasi beras Bulog.(Dok. Antara)

KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menuturkan untuk mengatasi kelangkaan stok beras premium di ritel-ritel modern, pemerintah telah menugaskan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog untuk menggulirkan beras ke ritel dan pasar tradisional di sejumlah daerah. Seperti di Kabupaten Pati dan Pekalongan Timur, Jawa Tengah.

Arief mencatat beras komersial Bulog sebanyak 200 ribu ton akan disalurkan je pasar tradisional dan ritel hingga Maret 2024. Dari jumlah tersebut, 50 ribu ton di antaranya digelontorkan untuk Food Station Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk memenuhi permintaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Suplai beras ke peritel dari Bulog sudah berjalan. Penyaluran ini adu cepat dengan pembelian masyarakat," ungkap Arief saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (11/2).

Baca juga : Harga Beras Melambung, Gagal Panen dan Pemilu jadi Pemicunya

Kepala Bapanas juga menuturkan beras SPHP dari Bulog juga digelontorkan ke pasar-pasar tradisional dan ritel modern. Rencananya, penyaluran beras SPHP mencapai 1,2 juta ton di tahun ini. Masyarakat bisa mendapatkan beras tersebut di outlet-outlet distributor mitra Bulog.

Arief mengatakan harga beras premium bukan dari Bulog yang dijual saat ini masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah telah menetapkan HET beras premium sebesar Rp 13.900-Rp 14.800 per kilogram (kg)

"Harga jualnya masih di atas HET, karena harga gabah masih di atas Rp7.000 per kg," ujarnya.

Baca juga : 27 Ribu Ton Beras Impor dari Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok

Kepala Bapanas menyampaikan usulan untuk revisi HET bukan jalan keluar utama untuk mengatasi kelangkaan stok beras premium. Pemerintah, katanya, fokus untuk menyediakan suplai beras. Termasuk mendatangkan impor beras. Pemerintah telah mengumumkan akan impor beras sebanyak 3 juta ton sepanjang tahun ini.

"Kalau HET dinaikkan nanti kita tidak tahu kalau harga mahal. Walaupun sangat pahit, importasi saat ini harus dijalankan. Impor ini sangat terukur sesuai dengan kebutuhan tanpa mengganggu petani," sebut Arief.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat