visitaaponce.com

Dampak Resesi Jepang Tidak Hanya ke Ekspor Indonesia, Tapi juga Investasi

Dampak Resesi Jepang Tidak Hanya ke Ekspor Indonesia, Tapi juga Investasi
Aktivitas ekspor-impor di Pelabuhan tanjung Priok, jakarta(Antara/Indrianto Eko Suwarso)

GRUP Ekonom Bank Permata menilai resesi Jepang akan memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia, bukan hanya dari sisi ekspor, tetapi juga dari investasi.

Berdasarkan data BKPM, Jepang termasuk ke dalam lima besar negara asal investasi di Indonesia. Bahkan pada 2023, investasi dari Jepang naik sebesar 30% dibandingkan dengan 2022, mencapai US$4,6 miliar.

Sektor industri pengolahan, terutama industri otomotif, industri logam dasar, serta industri kimia menjadi tiga sektor terbesar penerima investasi dari Jepang di 2023.

Baca juga : Jepang Resesi, Kerja Sama Infrastruktur Harus Lebih Dikhawatirkan

"Adanya resesi tersebut menimbulkan risiko perlambatan atau bahkan penurunan investasi dari Jepang ke Indonesia yang kemudian dapat mempengaruhi perkembangan sektor terkait, utamanya sektor industri manufaktur," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede, dihubungi Jumat (16/2).

Selain dari sisi investasi, sektor perdagangan internasional (ekspor-impor) juga akan terpengaruh dengan adanya resesi itu. Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar keempat dari Indonesia.

Produk-produk utama ekspor Indonesia ke Jepang antara lain adalah batu bara, bijih tembaga, produk peralatan dan mesin elektronik, serta nikel matte.

Baca juga : Jepang Masuk Resesi

"Melihat produk tersebut, kami menilai sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan, khususnya sektor industri logam dasar serta industri mesin dan perlengkapan, menjadi beberapa sektor yang dapat terkena dampak signifikan dari penurunan pertumbuhan ekonomi Jepang," kata Josua.

Namun demikian, penurunan ekspor Indonesia ke Jepang tersebut tidak hanya terjadi di bulan Januari 2024, tapi sudah terjadi sejak 2023.

Berdasarkan data BPS, sepanjang Januari-November 2023, nilai ekspor Indonesia ke Jepang sudah menurun sebesar 23,2% dibandingkan Januari-November 2022. Sedangkan total volume ekspor Indonesia ke Jepang turun sebesar -0,7%.

Baca juga : Kemenhub: 4 Perusahaan Jepang Tertarik Kembangkan Bandara Indonesia

Sehingga dampak dari penurunan ekspor Indonesia ke Jepang tersebut sudah dirasakan sejak akhir 2023. Ekspor Indonesia secara total terkontraksi sebesar -11,3%.

Meski demikian, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus pada 2023.

"Ke depannya, kami menilai jika penurunan ekspor tersebut terus berlanjut. Hal tersebut memiliki risiko terhadap penurunan surplus transaksi neraca perdagangan Indonesia, bahkan risiko defisit neraca perdagangan," kata Josua.

Baca juga : Dilirik Investor Jepang, Jababeka Dapat Suntikan Dana Rp1,2 Triliun

Di tengah penurunan ekspor ke Jepang tersebut, Josua menilai pemerintah Indonesia dapat membuka pasar baru untuk produk ekspor Indonesia tersebut untuk negara dengan karakteristik seperti Jepang.

"Selain untuk membantu mengurangi dampak penurunan ekspor Indonesia ke Jepang saat ini, pembukaan pasar baru tersebut juga dapat menjadi salah satu strategi diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke depannya," kata Josua. (Z-5)

 

Baca juga : Shopee Ekspor 50.000 Produk UMKM setiap Hari

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat