visitaaponce.com

Pemerintah harus Segera Stabilkan Harga Pangan

Pemerintah harus Segera Stabilkan Harga Pangan
Ilustrasi harga beras(MI/Palce Amalo)

Indikasi pelemahan konsumsi masyarakat harus diatasi segera oleh pemangku kepentingan. Salah satu yang paling urgen ialah terkait dengan stabilisasi harga pangan di tingkat masyarakat.

"Kenaikan harga makanan ini yang perlu menjadi perhatian serius pemerintah karena kenaikan harga makanan sangat berpengaruh terhadap kenaikan garis kemiskinan yang pada akhirnya akan menaikkan angka kemiskinan," ujar Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto saat dihubungi, Minggu (18/2).

Berbagai langkah dan upaya, lanjutnya, mesti dilakukan agar harga-harga bahan pangan pokok tidak terus meroket. Kebijakan yang dapat mendorong kemampuan daya beli masyarakat juga dirasa perlu diterapkan guna mengimbangi peningkatan harga-harga kebutuhan itu.

Baca juga : Harga Pangan Diperkirakan akan Turun Saat Panen di Bulan Maret

Naiknya harga-harga bahan pangan dalam beberapa waktu terakhir telah mengerek tingkat inflasi bergejolak (volatile). Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi bergejolak berada di angka 7,22% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2024.

Tingkat inflasi tersebut meningkat dari posisi Desember 2023 yang tercatat 6,73% (yoy). Komponen harga bergejolak menjadi penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi umum, yakni 1,14% (yoy). Sedangkan inflasi umum tercatat 2,57% (yoy) di Januari 2024.

Dari hasil survei BPS, komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi bergejolak ialah beras, bawang putih, tomat, cabai merah, dan daging ayam ras. "Pemerintah harus melakukan berbagai langkah salah satunya adalah operasi pasar untuk menurunkan harga bahan makanan," kata Teguh.

Baca juga : Jelang Ramadan, Pemprov DKI Diminta Waspadai Lonjakan Harga Pangan

Selain bahan makanan, indikasi melemahnya daya beli juga ditandai dengan penurunan laju penjualan mobil pada Januari 2024. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, penjualan mobil tercatat 69,6 ribu unit, alias turun 18,4% dari Desember 2023 (month to month/mtm) dan turun 26,1% dibanding Januari 2023 (yoy)

Lebih lanjut, Teguh juga menilai indikasi pelemahan daya beli yang terjadi saat ini masih belum cukup untuk membuat Bank Indonesia mengendurkan kebijakan moneternya. Sebab, ketatnya kebijakan BI saat ini didasari pada alasan yang jauh lebih kuat dan urgen bagi perekonomian Indonesia.

"Kebijakan moneter masih cukup berhati-hati menunggu perkembangan perekonomian global serta kondisi suku bunga di AS. Menurut saya kebijakan moneter belum perlu dilonggarkan," tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat