Pemerintah kembali Impor Beras, Guru Besar IPB Petani Kecil Terdampak
PEMERINTAH memutuskan untuk menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton. Padahal di Desember 2023, pemerintah telah memutuskan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton. Dengan demikian, total kuota impor yang akan datang di tahun ini sebesar 3,6 juta ton.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dwi Andreas Santosa mengatakan bahwa keputusan impor tersebut akan memberikan dampak kepada usaha tani, khususnya petani kecil.
"Stok awal pada 2023 sebanyak 4,06 juta ton melonjak 6,7 juta ton. Beras dalam kondisi yang amat sangat aman. Kemudian diguyurkan dengan impor yang sedemikian besar. Untuk itu, saya pastikan akan berdampak kepada usaha tani, terhadap petani kecil," kata Andreas saat dihubungi pada Senin (26/2).
Baca juga : Kementan Jaga Stok Beras 1,2 juta ton Sampai November 2023
Lebih lanjut, Andreas menuturkan keputusan impor pada 2023 yang dilakukan pemerintah sebanyak 3,5 juta ton didasarkan atas asumsi bahwa terjadi penurunan produksi yang tajam akibat El Nino. "Namun penurunan produksinya kan hanya 0,58 juta ton. Impor total yang masuk bersama swasta 3,5 juta ton. Dan itu masuk menjadi stok 2024. Nanti ini sangat berpengaruh terhadap petani, khususnya petani padi, dan pasti akan menyakitkan petani-petani padi," terangnya.
Adapun, ujar Andreas, tanda-tanda harga gabah kering panen (GKP) sudah ada dalam 10 hari terakhir. Berdasarkan pantauan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Indonesia (AP2TI), ujar Andreas, harga gabah di Jawa Timur 10 hari yang lalu masih Rp8.200.
"Itu di Ngawi, Lamongan, dan beberapa kota lain. Namun, hari ini rata-rata turun di angka Rp7.200. Bahkan di beberapa tempat misalnya di Palembang di bawah Rp7.000 tepatnya Rp6.600 dan Jawa Barat juga sudah turun sekitar Rp7.200-7.300," tutur dia.
"Jadi dampaknya sangat besar, padahal panen raya belum dimulai, baru Maret akhir. Jadi nanti ini pasti dampaknya harga GKP akan terjun bebas. Ini sudah tentu akan berdampak kepada petani-petani kecil kita," sambungnya. (Z-2)
Terkini Lainnya
Impor Bahan Baku Plastik tidak Perlu Izin Kemenperin
Ungkap Potensi Kelangkaan Lampu Pasca Implementasi Permendag 3/2024, AILKI Minta Pemerintah Siapkan Masa Transisi
Rencana Susu Gratis, Belum Ada Jalan Tengah Aturan di Kementan dan Kemendag
Miliki Gudang di Tiongkok, Forwarder FASDELI EXPRESS Mampu Pangkas Waktu Importir
Dolar masih Tinggi, Perajin Tahu Antisipasi Naiknya Harga Kedelai
Surplus Neraca Dagang Maret 2024 Diprediksi Lebih Tinggi
Kementan Proaktif Jaga Produksi Padi Lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Bapanas Belum Bisa Pastikan Perpanjangan Relaksasi HET Beras Premium di Ritel Modern
Panen Beras 4,9 Juta Ton di Bulan Ini, Bapanas Minta Bulog Jemput Bola
Harga Beras Medium di Kota Sukabumi Berangsur Turun
Tren Harga Bahan Pokok di Jawa Barat Menurun
Panen Raya belum Bisa Tekan Harga Beras
Agenda Busuk di Balik Isu Depresi dalam Pendidikan Spesialis
Menjangkau Keadilan Pemilu Substantif
Syirik Sosial Pelaku Korupsi
Kartini dan Emansipasi bagi PRT
Menakar Kebutuhan Pendanaan untuk Pilpres 2024 Putaran Kedua
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap