visitaaponce.com

Kenaikan Harga Pangan Gerus Daya Beli Masyarakat

Kenaikan Harga Pangan Gerus Daya Beli Masyarakat
Pedagang melayani pembeli di kios penjualan beras medium dan premium kawasan Petukangan Utara, Jakarta Selatan.(Dok. MI/Ramdani)

PENELITI Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Eliza Mardian berpandangan semakin mahal harga-harga pangan akan mengurangi daya beli masyarakat. Dalam data panel Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Minggu (3/3), harga beras premium naik tipis 0,18% dibandingkan, Sabtu (2/3) menjadi Rp16.460 per kilogram (kg), beras medium juga naik 0,35% menjadi Rp13.240 per kg.

Harga cabai rawit merah melonjak 1,27% menjadi Rp62.140 per kg, harga daging sapi murni juga naik 0,39% menjadi Rp134.520 per kg, harga daging ayam ras juga masih mahal menjadi Rp37.260 per kg, gula konsumsi naik menjadi Rp17.710 per kg. Harga bawang putih bonggol masih tinggi dengan Rp39.020 per kg. Harga minyak goreng kemasan sederhana yang turun tipis menjadi Rp17.590 per kg.

"Semakin tingginya harga-harga akan menggerus daya beli masyarakat terutama kalangan bawah. Ini mengingat 60% lebih pengeluaran mereka di makanan," ungkap Eliza saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (3/3).

Baca juga : Pemerintah Didorong Stabilkan Harga Pangan dan Jaga Daya Beli Masyarakat

Menurutnya, masih tingginya harga bahan pangan akan memberatkan kantong masyarakat. Konsumen akan akan mengatur ulang pengeluarannya sebagai respon penyesuaian dengan kenaikan tersebut.

"Mahalnya komoditas pangan akan sangat memberatkan masyarakat. Jika pendapatan mereka relatif tetap, maka belanja untuk non makanan akan berkurang," jelas Eliza.

Peneliti Core itu menyampaikan volatilitas harga komoditas memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk daging ayam dan telur, secara pola tahunan memang harga akan cenderung naik di awal tahun, nanti akan melandai pada Maret-April. Kemudian akan naik kembali pada bulan Juni-Juli dan turun mulai Agustus.

Baca juga : Stabilitas Harga Diperlukan untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

Untuk harga bawang putih, kata Eliza, amat ditentukan oleh harga global dan manajemen impor. Harga beras diprediksi bakal melanjutkan kenaikan pada Ramadan dan Lebaran Idul Fitri.

"Terlebih momentum awal tahun ini ditambah dengan pesta demokrasi. Menjelang puasa, permintaan bahan pangan akan semakin meningkatkan. Ini yang mesti diawasi," ucapnya.

Eliza menegaskan pemerintah perlu memastikan kelancaran distribusi bahan pangan agar harga tidak berfluktuasi terlalu tinggi.

Baca juga : Presiden Perintahkan Bulog Turunkan Harga Beras di Depok

"Untuk menjaga harga bahan pangan stabil, pemerintah harus memastikan kelancaran distribusi," tuturnya.

Selain itu, diperlukan pengawasan distribusi yang ketat dan penegakan hukum yang tegas kepada spekulan yang bermain.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat