Transisi Energi Minyak Saudi lewat Aramco
![Transisi Energi Minyak Saudi lewat Aramco](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/f1110672c71fcc4823448318a6ea009e.jpg)
RAKSASA energi Aramco, permata perekonomian Arab Saudi, telah berjanji mencapai emisi karbon operasional net zero pada 2050. Ini tidak termasuk emisi dari pelanggan yang membakar produknya.
Pada Januari, Aramco membuat pengumuman mengejutkan bahwa kementerian energi telah memerintahkannya untuk mempertahankan kapasitas produksi sebesar 12 juta barel per hari. Ini berarti perusahaan mengabaikan target 13 juta barel per hari pada 2027.
Para pejabat tidak menjelaskan keputusan tersebut pada saat itu. Namun Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman, saudara tiri Pangeran Mohammed bin Salman, kemudian mengatakan pada konferensi energi bahwa keputusan tersebut dipicu oleh fakta bahwa negeri sedang dalam masa transisi.
Baca juga : Saham Saudi Aramco Sentuh Rekor Tertinggi Baru
Artinya, kata dia, Aramco akan semakin banyak melakukan investasi pada bentuk energi lain seperti gas dan energi terbarukan. Aramco melaporkan rekor keuntungan pada 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan harga minyak melonjak, sehingga Saudi mencatat surplus anggaran pertamanya dalam hampir satu dekade.
Harga yang lebih rendah mengakibatkan penurunan laba tahun-ke-tahun sebesar 23% pada kuartal ketiga, 38% pada kuartal kedua, dan 19,25% pada kuartal pertama tahun lalu. Pendapatan kuartal keempat belum diumumkan.
Pekan lalu, perusahaan Jadwa Investment yang berbasis di Riyadh mengatakan pemerintah Saudi kemungkinan akan menjaga produksi minyak di tengah prospek permintaan yang lemah. Jadwa memperkirakan bahwa pemotongan tahun lalu akan berlanjut hingga akhir kuartal ketiga. Pendekatan ini akan memastikan minyak mentah Brent dijual seharga US$81 per barel pada 2024.
Para analis sering mengatakan Riyadh membutuhkan harga minyak untuk melewati ambang batas US$80 untuk menyeimbangkan anggarannya. Meskipun demikian, berbagai pengurangan produksi baru-baru ini mungkin telah mendorong angka tersebut lebih tinggi.
Riyadh saat ini memperkirakan defisit anggaran hingga 2026 seiring dengan peningkatan belanja untuk inisiatif reformasi. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Ini Klarifikasi Garuda Indonesia Soal Penyesuaian Jadwal Pemulangan Jemaah Haji
Puncak Haji Berbasis Fikih
Tiba Di Tanah Air, Jemaah Haji Embarkasi Makassar Tampil Dengan Pakaian Nyentrik
1.301 Jamaah Meninggal pada Ibadah Haji Tahun Ini
Panja DPR RI Desak Kemenag Patuh pada Kesepakatan Kuota Haji 2024
Hampir 500 Jemaah Haji Meninggal Karena Kekurangan Fasilitas dan Medis di Tengah Panas Terik
Harita Nickel Bagikan Dividen Rp1,6 Triliun
Penyimpanan Darah Tali Pusat Penting bagi Kesehatan di Masa Depan
Peduli Lingkungan, Gunakan Kendaraan Listrik untuk Operasional
Anak Gugat Ibunya di PN Karawang, Stephanie: Saya Bukan Anak Durhaka
HOKI Siapkan Capex Rp15 Miliar untuk Ekspansi Bisnis
Apindo: 61% Perusahaan Masih Kesulitan Akses Pinjaman ke Bank
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap