BI Pastikan Dukung Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi
![BI Pastikan Dukung Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/d8e530bc409b100bd804cd5b524d88fe.jpg)
BANK Indonesia memastikan akan terus menggunakan bauran kebijakan yang mendukung pertumbuhan dan stabilitas perekonomian dalam negeri. Hal itu sebagai respons atas situasi perekonomian dunia yang urung menentu.
"Jangan membatasi kebijakan BI hanya untuk moneter semata. Kami menggabungkan kebijakan tadi dengan kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, perkembangan pasar uang, inklusi ekonomi, dan ekonomi hijau," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Mandiri Investment Forum 2024, Selasa (5/3).
Kebijakan moneter bank sentral, lanjutnya akan tetap mendukung stabilitas. Itu salah satunya dilakukan dengan pengendalian inflasi inti. Karenanya, BI akan tetap mempertahankan tingkat bunga acuan atau BI Rate di angka 6% dalam beberapa waktu ke depan.
Baca juga : Bank Indonesia Yakin Ada Ruang Penurunan BI Rate
Namun Perry tak menampik bahwa BI juga melihat peluang adanya ruang bagi bank sentral untuk menurunkan BI Rate pada paruh kedua tahun ini. Itu dapat dilakukan selama tingkat inflasi masih berada dalam rentang kendali BI.
Upaya lain juga dilakukan melalui upaya stabilisasi nilai tukar rupiah. BI meyakini mata uang Garuda bakal mengalami apresiasi di semester II nanti seiring dengan ekspektasi melemahnya dolar Amerika Serikat di waktu yang sama.
"Kami akan memastikan penguatan itu, akan memperkuat pengendalian inflasi dan mendukung tingkat pertumbuhan ekonomi. Di dalam kebijakan moneter kami, meski suku bunga masih 6%, dan mencoba lihat upaya penyesuaian, kami terus mengupayakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," terang Perry.
Di lain sisi, BI juga akan menggunakan kebijakan makroprudensial untuk mendukung pertumbuhan intermediasi keuangan. Bank sentral, kata Perry, memastikan insentif likuiditas kepada perbankan tetap dilanjutkan. Itu akan diberikan selama perbankan bersedia menyalurkan pinjaman ke sektor-sektor produktif yang memberi dampak pada perekonomian.
"Dari Rp268 triliun, yang digunakan baru Rp150 triliun saja, jadi masih ada yang tersedia bagi perbankan untuk memperluas pinjaman, semakin besar pinjaman maka semakin besar insentifnya," pungkas Perry. (Mir/Z-7)
Terkini Lainnya
Modal Asing Masuk Indonesia Capai Rp8,34 Triliun
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
Bank Indonesia: Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 US$140,2 Miliar
Ini 6 Fakta Menarik tentang Bank Indonesia
Hari Bank Indonesia 5 Juli, Simak Sejarah, Peran, dan Wewenangnya
Ini Daftar Pimpinan Bank Indonesia dari Masa ke Masa
Rupiah Melemah, Harga BBM Diprediksi Naik di Juli 2024
Akses Modal Kerja Pekerja Informal dan Gig Terbatas
Ucapkan Selamat di Hari Buruh Internasional, Apa Isi Pesan Jokowi?
Diterpa Resesi, Jerman Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Legislator Dukung Pertamina Tak Naikkan Harga BBM Nonsubsidi
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap