visitaaponce.com

Sektor Jasa Keuangan dan Perusahaan Manufaktur Indonesia Mulai Mengadopsi AI

Sektor Jasa Keuangan dan Perusahaan Manufaktur Indonesia Mulai Mengadopsi AI
Pemaparan riset tentang adopsi kecerdasan buatan (AI) di sektor jasa keuangan serta manufaktur Indonesia.(DOK IBM)

IBM mengeluarkan studi baru tentang adopsi kecerdasan buatan (AI) di sektor jasa keuangan serta manufaktur Indonesia, yang menemukan bahwa sebagian besar responden korporat lokal (62%) telah berinvestasi dalam pembuatan program pilot AI di perusahaan mereka.

Studi "Generative AI: Mempersiapkan Masa Depan Ekosistem Bisnis di Indonesia dengan AI Yang Beretika" oleh Advisia Group, mewakili IBM dan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika), juga menunjukkan bahwa 23% perusahaan yang disurvei berada dalam tahap investasi AI dan telah mengadopsi kemampuan AI untuk berinteraksi dengan fungsi bisnis perusahaan.

Indonesia saat ini memimpin kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi AI yang diproyeksikan sebesar USD366 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional1, dengan output ekonomi yang diharapkan bisa terdorong oleh integrasi dan pemanfaatan teknologi AI di berbagai sektor di seluruh penjuru tanah air.

Baca juga : Muncul Berita Boeing Mau Akuisisi, Saham Spirit AeroSystems Melonjak

“AI memiliki potensi besar untuk memajukan ekonomi digital Indonesia. Saya yakin teknologi AI akan sangat berpengaruh dalam mendorong pertumbuhan substansial,” kata Hammam Riza, Presiden KORIKA. “Alih-alih menggantikan pekerjaan manusia, individu yang bisa menggunakan AI dengan baik akan unggul dibandingkan mereka yang tidak mau belajar dan karena itu mengintegrasikan AI untuk meningkatkan kinerja dan kesuksesan sangat penting.”

Sementara Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih mengatakan AI Generatif akan membawa banyak dampak pada bisnis, mulai dari cara pengambilan keputusan, pengalaman nasabah, hingga pertumbuhan pendapatan. Tetapi, fokusnya tetap pada keahlian sumber daya manusia untuk penggunaan AI yang baik.

"Kami yakin pendekatan interdisipliner, yaitu sebuah model yang menunjukkan hubungan timbal balik antara masyarakat, pengguna, dan pengembangan AI, akan memberikan hal yang positif melalui kemitraan manusia-AI” sambung dia.

Roy menambahkan menurut studi yang dikomisi oleh IBM, perusahaan yang disurvei di industri jasa keuangan dan manufaktur akan mendapatkan potensi nilai tambah dari adopsi AI. Responden meyakini teknologinya sudah ada meski tingkat kesiapannya masih bervariasi.

Namun, tantangan utama masih terletak pada kesenjangan keterampilan digital (48%), kurangnya tata kelola data internal (40%), dan kurangnya visibilitas pada hasil bisnis (12%). Menurut studi, hal ini telah menghambat perusahaan yang disurvei untuk maju ke tahap berikutnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat