visitaaponce.com

Program Makan Siang Gratis Masuk RKP 2025, Dikaji Bappenas

Program Makan Siang Gratis Masuk RKP 2025, Dikaji Bappenas
Petugas dinas kesehatan menyiapkan makan siang gratis dalam simulasi yang digelar di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, Kamis (29/2).(MI/SUSANTO)

PEMERINTAH telah memasukan program makan siang gratis yang diusung oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Raka Rakabuming dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025.

Hal itu diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa kepada awak media seusai Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (6/5).

"Tentu dimasukan, diintegrasikan dalam RKP 2025, karena memang beliau yang akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan, tugas konstitusional untuk melakukan pembangunan pada tahun yang akan datang," ujarnya.

Baca juga : Transisi Pemerintahan, Presiden Jokowi akan Masukan Program Prabowo-Gibran dalam RKP

Suharso mengatakan, program makan siang gratis masuk ke dalam program besar Asta Cita yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran. Karena pasangan itu dinyatakan menang oleh KPU dalam Pilpres 2024, maka pemerintah turut memasukan program-program yang ditawarkan oleh Prabowo-Gibran dalam kampanyenya.

Namun Suharso enggan memerinci sumber dana yang digunakan untuk menjalankan program tersebut. Yang pasti, kata dia, itu akan disesuaikan dengan kemampuan fiskal di tahun depan.

"Seluruh program-program yang dimaksukan ke sana tentu ditimbang menurut mekanisme RKP pemerintah berdasarkan UU hari ini. Jadi semampu fiskal kita mengakomodasi tentu kita lakukan, karena kita tidak bisa hanya dengan satu program saja, tetapi ada program-program yang dipriortitaskan presiden teprilih," jelasnya.

Baca juga : Pengujian Undang-Undang APBN Pasca-Pilpres 2024

Bappenas, lanjut Suharso, juga telah mengkaji program makan siang gratis yang ditawarkan oleh Prabowo-Gibran. Pertama, Bappenas mengkaji siapa target dari pelaksanaan program tersebut.

Kedua ialah kajian mengenai frekuensi pelaksanaan program makan siang gratis. Ketiga, kajian mengenai standar gizi yang disajikan dalam prorgam makan siang gratis. Keempat, kepastian ketersediaan pangan di tiap wilayah. Kelima, kajian mengenai organisasi pelaksanaan program tersebut.

"Siapa yang akan melaksanakannya. Kita sudah punya pengalaman dengan belanja operasional sekolah (BOS), kita akan timbang apakah itu dimungkinkan seperti itu," pungkasnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat